SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelajar mengikuti pembelajaran daring. (Vecteezy)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dampak pandemi Covid-19 menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi para tenaga pendidik di Sukoharjo. Kurangnya interaksi secara langsung dan tidak maksimalnya pendidikan ditakutkan membuat kualitas pelajar di Kabupaten Jamu semakin menurun.

Kekhawatiran terkait dampak pandemi tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Darno, ketika ditemui Solopos.com di ruangannya Kamis (6/1/2022). Dia mengatakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sejak awal pandemi menyebabkan kurang maksimalnya ilmu yang diajarkan oleh guru kepada siswa. Kondisi itu menurutnya mengakibatkan degradasi kualitas pelajar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau dikatakan terjadinya penurunan kualitas dan fenomena lost generation, saya rasa memang ada. Tapi sampai saat ini kami belum ada data pastinya. Tapi kami khawatirkan fenomena itu memang terjadi akibat pandemi,” jelas dia.

Baca juga: Urus SIM dan Pajak Kendaraan di Sukoharjo Wajib Sudah Vaksin Covid-19

Darno mencontohkan sejumlah gejala terjadinya penurunan kualitas pelajar akibat pandemi Covid-19 salah satunya pada lomba sains tingkat sekolah dasar (SD) yang diselenggarakan pada 2021. Menurutnya, pada perlombaan tersebut, juara pertama hanya mendapatkan nilai maksimal 42. Nilai tersebut dinilai sangat jauh jika dibandingkan peserta di tahun sebelumnya.

“Padahal soal-soal yang diberikan itu hampir sama dengan tahun sebelumnya saat sebelum pandemi. Perlombaan tahun sebelumnya itu juara pertamanya dapat nilai maksimal 90. Tahun ini, bahkan salah satu perwakilan kecamatan ada yang mendapatkan nilai 0,” ungkap Darno.

Sulit Menyerap Materi

Darno mengaku fenomena tersebut menjadi kekhawatiran tersendiri di kalangan pendidik. Di sisi lain, dia juga mengakui upaya untuk mengejar ketertinggalan tersebut sangat berat.

Baca juga: Polres Sukoharjo Ajak Bermain dan Beri Hadiah Anak yang Berani Divaksin

Namun, dia mengaku Disdikbud akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas pendidikan setelah adanya kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) di pertengahan Januari 2022 nanti.

“Kami sudah menerima laporan dari tenaga pendidik. Mereka mengeluh dengan kondisi para siswa saat ini yang sulit menyerap materi. Tapi waktu pembelajaran tatap muka 100 persen kan belum mulai. Kami akan memaksimalkan di situ, tapi memang kami akui berat,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya