SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pendidikan SMA (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, BOYOLALI — Jumlah pendaftar penerimaan peserta didik baru atau PPDB SMA di Boyolali yang menggunakan surat keterangan domisili diklaim hanya sedikit.

Panitia PPDB Kantor Cabang V Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah pun memastikan tidak ada diskualifikasi bagi pendaftar yang memakai Surat Keterangan Domisili (SKD).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Panitia PPDB Wilayah V Jawa Tengah, Antoni Heri Nugroho, mengatakan sejauh ini tidak ada persoalan krusial terkait SKD pada PPDB SMA di Boyolali.

Tracing Pasien Positif Covid-19, Warga Kemusu dan Wonosegoro Boyolali Disasar Rapid Test

Di sisi lain, dia mengatakan panitia PPDB SMA di Boyolali dan Jawa Tengah mengajak masyarakat untuk berlaku jujur. Salah satunya dalam memberikan keterangan domisili saat mendaftar sekolah melalui jalur zonasi.

Untuk memastikan calon peserta didik baru berdomisili di wilayah tertentu diminta membawa syarat berupa SKD. Jika di beberapa daerah muncul persoalan terkait SKD hingga ada yang didiskualifikasi, dia memastikan di Wilayah V Jawa Tengah tidak sampai terjadi hal serupa.

“Hal yang terjadi hanya upgrading dan pendaftaran ulang. Upgrading misalnya saat mendaftar, SKD belum komplet alamatnya. Hanya menyertakan lokasi RT/RW, padahal perlu detail, mulai kapan tinggal dan sebagainya. Maka ada keterangan saksi,” kata dia belum lama ini.

Penunjukan Stadion Manahan Sebagai Venue Piala Dunia U-20 Diklaim Belum Final

Dia menegaskan hal itu bukan dimaksudkan untuk mempersulit calon siswa saat mendaftar PPDB SMA di Boyolali, tapi justru untuk mempertahankan siswa saat ada somasi. Saat ini, kata dia, masih dilakukan tahap evaluasi dan verifikasi sistem hingga 30 Juni.

Tahapan Verifikasi

Tujuannya untuk memeriksa berkas. Meskipun menurutnya sebenarnya dari petunjuk teknis awal, tahapan verifikasi tidak ada. Namun tahap tersebut kemudian dimasukkan untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat. “Sebenarnya semua sudah bisa terbaca melalui sistem. Ketika tidak sesuai sistem, tidak akan masuk,” kata dia.

Terkait jumlah calon siswa yang menggunakan SKD saat mendaftar PPDB SMA di Boyolali, dia mengatakan masih dalam tahap rekapitulasi. Secara terperinci dia belum bisa menyampaikan.

5 ODHA di Klaten Meninggal Dunia Sepanjang 2020

Namun, jika dibandingkan jumlah siswa yang diterima, jumlah SKD yang masuk tidak banyak. Diperkirakan hanya sekitar 5%.

Dia juga mengatakan SKD hanya bisa dimanfaatkan untuk mendaftar SMA. Sedangkan untuk pendaftar SMK, tidak menggunakan SKD. “Untuk SMK ada tes, tidak pakai SKD,” lanjut dia.

Sementara itu Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Boyolai, Suyatna, mengatakan pelaksanaan PPDB di jenjang SMK tidak ada persoalan. “Pada 25 Juni merupakan pendaftaran terakhir. Selanjutnya verifikasi dokumen dan 30 Juni pengumuman,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya