SOLOPOS.COM - Warga dibantu petugas mendaftar program BBM Bersubsidi khusus roda empat di stan pendaftaran MyPertamina di SPBU 43.571.01, Jl. Adisucipto, Kerten, Laweyan, Solo, Rabu (13/7/2022). Beli Pertalite pakai MyPertamina mulai diterapkan 18 Juli 2022 di Solo. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Jumlah kendaraan di Soloraya yang terdaftar program subisiditepat di MyPertamina naik lebih dari dua kali lipat. Kenaikan tersebut tercatat seusai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Pemerintah beberapa hari lalu mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi Pertalite menjadi Rp10.000 dan Solar Rp6.800, tepatnya Sabtu (3/9/2022). Harga baru tersebut berlaku pada hari itu juga, Sabtu pukul 14.30 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kenaikan harga BBM bersubsidi memicu respons masyarakat Solo untuk mendaftar program subsiditepat yang dikelola oleh Pertamina. Hingga Rabu (7/9/2022), empat hari usai Pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi, jumlah pendaftar di Soloraya mencapai 89.976 kendaraan. Sementara data 22 Agustus 2022 menunjukkan, baru ada 25.137 kendaraan.

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho, mengatakan jumlah pendaftar subsidi tepat My Pertamina tersebut terekap per 22 Agustus 2022 sebanyak 25.137 kendaraan.

Dengan perincian Kota Solo sebanyak 5.274 kendaraan, Kabupaten Boyolali 3.309 kendaraan, Kabupaten Sukoharjo 4.117 kendaraan, Kabupaten Karanganyar 4.138 kendaraan, Kabupaten Sragen 2.175 kendaraan, Kabupaten Wonogiri 2.653 kendaraan, dan Kabupaten Klaten 3.498 kendaraan.

“22 Agustus 2022 Kota Surakarta 5.274 [kendaraan], Boyolali 3.309 [kendaraan], Sukoharjo 4.117 [kendaraan], Karanganyar 4.138 [kendaraan], Sragen 2.175 [kendaraan], Wonogiri 2.653 [kendaraan], dan Klaten 3.498,” kata Brasto.

Baca Juga: Tenang! Daya Beli Masyarakat di Klaten Masih Stabil meski Harga BBM Naik

Jumlah tersebut naik drastis dua kali lipat lebih dibanding 22 Agustus 2022, saat Pemerintah belum menetapkan tarif kenaikan harga BBM bersubsidi.

Brasto mengatakan, jumlah pendaftar subsiditepat MyPertamina pada Rabu (7/9/2022) Kota Solo naik menjadi 10.674 kendaraan, Kabupaten Boyolali 12.725 kendaraan, Kabupaten Sukoharjo 14.354 kendaraan, Kabupaten Karanganyar 15.927 kendaraan, Kabupaten Sragen 8.501 kendaraan, Kabupaten Wonogiri 11.222 kendaraan, dan Kabupaten Klaten 16.573,

Sehingga total kendaraan di Soloraya yang terdaftar program subsiditepat MyPertamina Rabu lalu sudah mencapai 89.976 kendaraan.

“Jumlah pendaftar subsiditepat MyPertamina data per 7 September 2022 Kota Surakarta 10.674, Boyolali 12.725, Sukoharjo 14.354, Karanganyar 15.927, Sragen 8.501, Wonogiri 11.222, Klaten 16.573,” sambungnya.

Brasto mengatakan kenaikan signifikan tersebut juga disebabkan adanya uji coba QR code yang mulai diterapkan oleh SPBU. Pembeli BBM harus mempunyai QR code yang mereka dapat saat mendaftar diri di subsiditepat MyPertamina dan terverifikasi.

Baca juga: DPR Setujui Subsidi Solar Rp1.000 per Liter dan Listrik Rp72 Triliun

Meski pendaftaran program tersebut sudah dibuka sejak 1 Juli 2022 lalu dan jumlah pendaftar terus meningkat, Pertamina belum sepenuhnya mengimplementasikan program tersebut di SPBU. Pembeli yang belum mempunyai QR code masih bisa dilayani.

“Kenaikan signifikan tersebut juga disebabkan karena uji coba sistem QR code yang dilakukan di SPBU. Meski yang belum memiliki QR code masih bisa dilayani dengan dicatat nomor polisinya oleh petugas SPBU,” kata dia.

Pertamina mengimbau masyarakat segera mendaftarkan kendaraannya di program subsiditepat MyPertamina.

“Kami mengimbau konsumen agar segera mendaftar subsiditepat MyPertamina dengan link subsiditepat.mypertamina.id,” ujarnya.

Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Pemerintah Bisa Turunkan Harga BBM

Sebelumnya, anggota Komisi VI DPR Rafli menilai penerapan mekanisme aplikasi My Pertamina untuk memperoleh BBM Subsidi seperti Pertalite dan Solar sudah cukup adil.

Menurut dia metode tersebut membuat para pengguna kendaraan memasukkan data kendaraannya di aplikasi tersebut sehingga akan terlihat, apakah kendaraan tersebut layak menggunakan BBM Subsidi atau tidak.

“Metode ini tergantung dari sistem Pertamina secara teknis serta mitranya di hilir bagaimana sosialisasinya dan pembenahan SDM-nya agar dapat terkontrol secara utuh,” ujar Rafli dalam keterangannya di Jakarta, beberapa waktu seperti dilansir Antaranews.

Selain berkeadilan, lanjutnya, juga akan bisa mengurangi beban subsidi karena sudah jelas dan terdata siapa saja pengguna kendaraan yang bisa menggunakan BBM Subsidi.

Dia mengatakan, apabila sistemnya berjalan dengan baik dan benar maka akan mudah terkontrol penyaluran subsidinya dengan baik dan tepat sasaran.

Baca Juga: Motor Ganti Pertamax ke Pertalite, Jangan Sampai Cari Murah tapi Susah



“Memang sudah menjadi tugas Pertamina untuk memikirkan bagaimana caranya agar BBM subsidi tersebut tidak membebani APBN dan tepat sasaran,” katanya.

Rafli pun mengapresiasi dan berharap masyarakat mendukung program ini agar bisa berjalan dengan baik.

“Jadi sekarang kita awasi saja. Nanti apakah secara teknis bisa berjalan secara maksimal pada kenyataan karena kita sering kali membuat suatu konsep yang bagus tapi sering bermasalah dalam pengaplikasian konsep tersebut,” ujarnya.

Dia berharap sistem ini bisa berjalan maksimal dan baik selama ada keseriusan dan good will dari pemerintah melalui Pertamina. Oleh sebab itu agar bisa berjalan maksimal harus diawasi secara ketat, tidak pandang bulu dan perlu ada sanksi tegas bagi yang melanggar.

Selain itu Rafli juga berharap kepada pemerintah dan instansi terkait lainnya agar lebih konsen dan memikirkan jika sistem ini sudah diterapkan, sebab tidak semua masyarakat pengguna kendaraan memakai telepon genggam Android seperti supir-supir angkutan kota, supir angkutan barang.

Meski demikian dia mengusulkan agar supir tersebut mengisi data-data lengkapnya di telepon selular yang disediakan oleh SPBU.

“Terpenting, harus ada fungsi kontrol yang terukur dalam menentukan alternatif yang konkrit di daerah-daerah tertentu dan dalam situasi tertentu,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya