SOLOPOS.COM - Warga saat melintas di jalan Desa Sambirembe, Kecamatan Kalijambe, yang bersampingan dengan lokasi pabrik pengolahan kayu di kawasan industri mebel Kecamatan Kalijambe, Selasa (17/3/2015). (Abdul Jalil/JIBI/Solopos)

Pencemaran lingkungan Sragen terjadi di Desa Sambirembe, Sragen. Warga mengeluhkan limbah dari pengolahan kayu kawasan industri mebel yang bersebelahan dengan desa tersebut.

Solopos.com, SRAGEN — Warga Desa Sambirembe, Kecamatan Kalijambe, Sragen mengeluhkan limbah pabrik pengolahan kayu di kawasan industri mebel yang berlokasi bersebalahan dengan desa tersebut. Akibat dari pembuangan limbah tersebut, warga mengalami berbagai penyakit pernapasan, seperti sesak napas dan batuk.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com di lapangan, pabrik pengolahan kayu tersebut berdampingan dengan permukiman warga. Cerobong asap yang menjulang sekitar 50 meter di pabrik itu, setiap sekitar 5 menit sekali mengeluarkan asap hitam pekat yang merupakan asap mesin pengolahan kayu. Selain itu, debu dari limbah pengolahan kayu juga banyak yang masuk di permukiman warga.

Warga RT 004, Dukuh Wonosari, Desa Sambirembe, Endang, 40, mengatakan sejak pabrik tersebut berdiri dua tahun silam, warga sudah tidak bisa hidup dengan tenang dan nyaman. Hal ini karena warga harus menghirup udara yang sudah tercemari asap pabrik dan debu dari sisa pengolahan kayu. Selain itu, suara bising yang timbul dari mesin pengolahan kayu juga membuat warga tidak nyaman.

“Asap dan debu itu sering kali membuat warga terserang sakit pernapasan. Padahal di wilayah ini banyak anak-anak, jadi sangat berbahaya bagi kesehatan mereka,” kata warga yang rumahnya berhadapan persis dengan pabrik tersebut, Selasa (17/3/2015).

Dia juga mengatakan untuk melindungi keluarganya dari asap dan debu pabrik, rumahnya selalu ditutup dan seluruh ventilasi di rumahnya ditutup rapat menggunakan kertas dan plastik. Padahal, sebelum ada pabrik tersebut rumahnya selalu terbuka untuk mendapatkan sirkulasi udara yang sehat.

“Saat saya menjemur pakaian di luar rumah malah jadinya kotor semua,” ujarnya.

Endang menuturkan ada sekitar 20 rumah di desa tersebut yang terkena imbas dari limbah pabrik tersebut. Sedangkan jumlah jiwa yang terkena imbas akibat limbah itu sebanyak 65 warga. Namun, ia memprediksi dampak pencemaran lingkungan ini tidak hanya terjadi di satu RT saja, melainkan akan merambah ke wilayah lainnya.

Hal senada juga dikatakan warga lain, Karno, 35. Menurut Karno, selama ini belum ada perbaikan untuk pengelolaan limbah supaya tidak mengganggu masyarakat di sekitar pabrik tersebut.

“Asap tidak hanya keluar dari cerobong atas saja, tetapi dari bawah juga keluar asap. Parahnya, asap tersebut mengarahnya ke permukiman warga,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com.

Karno mengatakan selama ini warga telah mengajukan protes terhadap pabrik tersebut, namun hingga kini belum ada upaya perbaikan. Sebenarnya warga sudah bertemu pihak pabrik sebanyak lima kali pertemuan, empat kali pertemuan di balaidesa setempat dan satu pertemuan lagi di DPRD Kabupaten Sragen.

Saat melakukan mediasi di balaidesa, pihak pabrik menyatakan sudah melakukan perbaikan di alat produksi mereka. Namun, warga menganggap pabrik belum memperbaikinya, karena tidak ada perubahan di lingkungan mereka. Sedangkan pada saat mediasi di DPRD dua bulan lalu, pabrik sepakat akan memperbaiki alat produksi mereka dalam tempo empat bulan.

“Hingga dua bulan ini belum ada perbaikan, karena kondisinya masih seperti sebelum-sebelumnya. Kami hanya ingin hidup kami kembali normal seperti dulu lagi,” harapnya.

Ia menegaskan warga sebenarnya tidak mempermasalahkan berdirinya pabrik di wilayah mereka. Namun, warga meminta pabrik tersebut tidak merugikan lingkungan sekitar. Perangkat Desa Sambirembe, Mustakim, membenarkan kondisi yang dialami warganya. Selama ini mediasi dengan pihak pabrik sudah dilakukan beberapa kali, namun belum ada solusi untuk menangani kasus tersebut.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya