SOLOPOS.COM - Seorang pemuda menunjukkan ikan yang mati di Kali Opak yang melintasi Desa Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Rabu (27/9/2017). (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Pencemaran lingkungan terjadi di daerah Piyungan.

Harianjogja.com, BANTUL — Limbah yang mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) diyakini mencemari Sungai Opak yang melintasi wilayah Piyungan, Bantul sehingga mengakibatkan ribuan ikan mati seketika. Ekosistem di kawasan Sungai Opak dipastikan rusak akibat pencemaran lingkungan tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga : PENCEMARAN LINGKUNGAN : Sungai Opak Tercemar Limbah Beracun

Menurut Pakar di bidang sumber daya air dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Maryono, peningkatan konsentrasi limbah akibat tertahan saat alirannya dibendung dalam banyak kasus dapat mengakibatkan kematian ikan apabila bendungan dibuka.

“Karena biasanya mengalirnya sedikit-sedikit dan bercampur dengan air sungai, tiba-tiba tertahan dan mengendap dengan konsentrasi tinggi memang bisa menyebabkan kematian ikan,” ungkap Agus Maryono yang selama ini aktif terlibat pemulihan kawasan sungai, Kamis (28/9/2017).

Namun kata dia yang harus diperjelas adalah, kemungkinan limbah yang dialirkan sejumlah pabrik kulit dan tekstil serta TPST tersebut selama ini melebih ambang batas baku mutu yang ditetapkan. Misalnya kadar Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) yang menjadi salah satu kriteria menentukan kualitas air.

Limbah yang melebihi baku mutu dapat mengakibatkan kematian ikan saat konsentrasinya meningkat sedikit saja. Namun, kematian ikan tidak akan mudah terjadi meski konsentrasi limbah meningkat apabila kadar baku mutunya dinyatakan aman.

“Jadi ada dua kemungkinan. Pertama, limbahnya memang tidak sesuai baku mutu sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan. Kedua, sesuai baku mutu tapi menyebabkan pencemaran karena meningkatnya konsentrasi yang terlalu tinggi,” lanjutnya.

Pemerintah kata dia harus segera membuktikan kualitas baku mutu air di Sungai Opak agar menjadi pijakan untuk memulihkan Sungai Opak yang kadung tercemar tersebut. Bila ditemukan pembuangan limbah tak sesuai baku mutu, maka Pemerintah menurut dia jangan ragu untuk menindak pabrik terkait dengan sanksi, sebab telah diamanahkan perundnag-undangan.

Pemulihan harus segera dilakukan di Sungai Opak untuk mengembalikan ekosistem yang sudah rusak tersebut. Antara lain memperketat pengawasan pembuangan limbah dan memastikan baku mutu limbah dalam batas aman.

Seperti diberitakan, kematian ribuan ikan secara tiba-tiba itu terjadi setelah warga membuka bendungan air limbah yang tertahan karena saluran limbah ditutup oleh warga. Penutupan saluran limbah selama lebih dari seminggu itu dilakukan agar tidak mengganggu proses pembangunan salah satu jembatan yang ada di wilayah ini. Di bawah jembatan itu, mengalir sungai kecil yang merupakan anak Sungai Opak. Sungai kecil itu menampung limbah dari berbagai pabrik kulit dan tekstil serta Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Limbah dari sungai kecil lalu masuk ke Sungai Opak dan mencemari air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya