SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencabulan (JIBI/Solopos/Dok)

Pencabulan Wonogiri, bocah laki-laki kelas VI SD diduga mencabuli teman-temannya.

Solopos.com, WONOGIRI — Bocah laki-laki kelas VI SD asal Baturetno, Wonogiri, Gd, 13, yang diduga kuat telah mencabuli sejumlah teman sesama jenisnya diketahui sering menonton video porno di telepon seluler (ponsel).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gd diduga mencabuli sedikitnya sembilan anak sejak dua tahun lalu. Kasus itu sedang diselidiki Polres Wonogiri. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Wonogiri, Reny Ratnasari, mengatakan setelah menerima laporan pada Senin (3/4/20170, timnya langsung memberi pendampingan bagi Gd dan korban di sekolahan mereka.

Tim terdiri atas psikolog dan pendamping dari P2PT2A. Psikolog mendampingi korban sedangkan pendamping mendampingi Gd. “Dari pendampingan awal diketahui Gd berperilaku menyimpang sejak lama. Gd berperilaku layaknya orang dewasa akibat sering menonton film tak pantas. Korbannya cukup banyak. Ada korbannya yang bahkan sudah jadi pelaku. Saat akan melakukan [pencabulan], Gd mengancam melukai korbannya menggunakan pisau,” kata Reny, Rabu (5/4/2017).

Dia mengaku shock mengetahui kasus ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memutus rantai kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Salah satunya dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan Anak dan Perempuan sejak 2016 lalu.

Pendamping P2TP2A, Ririn Riadiningsih, menuturkan kasus Gd sangat memprihatinkan. Berdasar pendampingan awal, korban Gd ada sembilan anak laki-laki. Empat anak telah dicabuli berkali-kali.

Selama setahun terakhir Gd melakukan sembilan kali. Sedangkan lima anak lainnya belum dicabuli, tetapi perilaku Gd kepada mereka sudah menjurus ke arah mencabuli.

“Kami akan fokus dulu mendampingi Gd karena dia pusat persoalan. Hari ini kami berkoordinasi merumuskan langkah apa saja yang akan ditempuh untuk menangani kasus ini. Kasus Gd ini harus ditangani secara terukur dengan memerhatikan kepentingan terbaik bagi anak, baik pelaku maupun korban,” ulas Ririn.

Dia menginformasikan Gd berperilaku menyimpang karena kerap menonton video tak pantas di ponselnya saat dia kelas IV. Dari adegan itu Gd mempraktikkan dengan teman sesama jenis. Ririn sangat menyayangkan sikap orang tua Gd yang memberi ponsel saat Gd masih bocah.

Ironisnya, ponsel bekas yang dibeli dari gerai itu berisi konten dewasa. Alhasil Gd dengan mudah mengaksesnya. Ririn menyebut Gd sekarang sudah ketagihan sehingga membutuhkan penanganan khusus. “Gd sekarang diungsikan keluarganya karena kondisi sekitar tempat tinggalnya tak kondusif,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya