SOLOPOS.COM - ilustrasi

Harianjogja.com, JOGJA-Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengapresiasi karya dari peserta dari luar Jogja dalam sayembara penataan Malioboro yang berhadiah ratusan juta. Menurut Sultan, peserta yang mengangkat tema Sky Walk lebih berani dalam mengakali Malioboro sebagai ruang budaya dan ekonomi.

Dari 93 peserta sayembara, panitia memilih lima karya terbaik dan dipresentasikan di Kantor Gubernur, Kompleks Kepatihan, Senin (9/6/2014). Karya itu di antaranya milik Yanuarti (Bandung) dengan judul karya : Ngewongake Malioboro, Ardhyasa Fabrian Gusma (Jogja) berjudul Teras Budaya dan, Rahadian Prajudi (Bandung) yang berjudul Mlampah-mlampah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Desain Rahadian beserta kawan-kawan, merupakan karya yang memukau Sultan. Tim ini membuat sky walk mengelilingi Tugu. Sky walk adalah semacam bangunan tinggi yang melingkari Tugu namun tidak lebih tinggi dari Tugu. Antonius Richard, seorang rekan Rahadian menjelaskan, di sky walk itu pengunjung tidak terganggu dengan padatnya lalu lintas untuk menikmati pemandangan Tugu.

Jalan menuju Kraton diibaratkannya sebagai jalur suci. Richard mengatakan, dari sky walk itu pengunjung dapat pula melihat lurus Kraton. Untuk naik ke atasnya, pengunjung difasilitasi dengan lift. Sky walk itu juga bisa dinaiki oleh penyandang disabilitas karena dilengkapi dengan elevator khusus.

“Sehingga, saat pengunjung lewat tidak hanya belanja tapi tahu Jogja dari wajah Malioboro,”ujar mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Padjajaran semester akhir itu.

Untuk menunjang kawasan pedestrian, ia menawarkan ide agar jalur kereta yang memotong Jalan Margo Utomo (Malioboro) dan Margo Mulyo (Jalan Mangkubumi) dibuat underpass sehingga konsep penataan ruang lebih mengutamakan publik. Kawasan perhotelan boleh lebih tinggi dari Kraton tapi ruangnya berada di gang-gang perumahan yang berada di samping kanan kiri Malioboro.

“Mereka (dari luar Jogja) lebih bebas punya kreativitas,” ujar Sultan.

Namun menurut Sultan, bangunan sky walk itu menutup pandangan lurus seorang putra mahkota yang dinobatkan menjadi Raja. Karena saat duduk di singgasana Pagelaran Kraton, Sultan yang baru saja bertahta pandangannya pada sumbu folosofi (Tugu dan Merapi) tidak boleh tertutup bangunan sekecil apapun.

Sebaliknya, ada tawaran desain yang menjawab kelemahan desain Richard, yakni dengan membangun underpass di Tugu. Namun, untuk mewujudkannya perlu dipertimbangkan mengenai ongkos sosialnya. Karena dengan membangun underpass di perempatan Tugu sama berpotensi menggusur bangunan di kanan kiri jalan.

Prof Bakti Setiawan, salah satu Dewan Juri belum dapat memastikan nasib dari lima karya terbaik tersebut, karena masih dalam pembicaraan dengan Dinas Pekerjaan Umum DIY. Lima karya terbaik itu sedianya akan dipresentasikan dihadapan publik pada Selasa (10/6/2014) di Hotel Grage. Dari situ juga akan ditentukan siapa juara pertama sampai harapan dua. Hadiah uang tunai maksimal Rp100 juta dan terendah Rp20 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya