SOLOPOS.COM - Sejumlah warga melihat lubang tanah yang digunakan untuk menyimpan bahan-bahan kimia yang diduga untuk merakit bom di sekitar musala rumah terduga teroris Budianto, di Dusun Sepat, Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Sabtu (19/12/2015). Kondisi rumah terduga teroris, Budianto yang ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. (Bony Eko W/JIBI/Solopos)

Penangkapan terduga teroris, Mabes Polri menyatakan sasaran terduga teroris itu adalah objek vital dan pejabat negara.

Solopos.com, JAKARTA–Di pengujung akhir 2015, Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap sejumlah terduga teroris di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Penangkapan tersebut dimulai 18-19 Desember lalu. Dari keterangan sementara terduga teroris kepada polisi, akan ada konser besar jelang akhir tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada 18 Desember di Jawa Tengah, tepatnya di Cilacap, Densus membekuk dua terduga teroris berinisial RS alias IW alias ZA dan YS alias KH. Selanjutnya di Tasikmalaya, ditangkap terduga teroris inisial Z dan AA.

Kemudian pada 19 Desember, Densus bersama Tim Gegana Brimob Polda Jatim kembali menangkap empat terduga teroris. Penangkapan berlangsung di Mojokerto dengan terduga teroris MKA alias M alias K, TP dan IR.  Di Gresik, ditangkap terduga teroris JAR alias AR alias AS.

Di hari yang sama, Densus menggeledah rumah tersangka teroris AB di Sukoharjo, Jawa Tengah dengan barang bukti sitaan antara lain pupuk urea sebanyak 5 kilogram, parafin 18 kotak, buku cara membuat bahan peledak, paku. gotri, parang, CO2 untuk Air Soft Gun, peta Jakarta, baterai 9 Volt, dan lainnya.

Untuk para tersangka di Jawa Timur, mereka masuk dalam daftar pencarian orang kelompok teroris Klaten serta mengetahui gudang senjata kelompok teroris Klaten. Sementara para tersangka tersebut masih dalam pemeriksaan Sekolah Polisi Negara, Mojokerto.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Pol. Anton Charliyan mengatakan para teroris itu ditangkap karena diduga akan melancarkan aksi teror pada Desember ini dengan beberapa sasaran.

“[Dengan target sasaran] beberapa pejabat, tempat objek vital termasuk kelompok aliran lain,” katanya di Mabes Polri, Jakarta, Senin (21/12/2015).

Anton juga menyebut tujuan mereka menggunakan istilah konser besar untuk aksi terorisnya agar menjadi perhatian internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya