SOLOPOS.COM - Direktur Reserse Narkoba Polda DIY Kombes Andi Fairan (tengah) menunjukkan tersangka Faried (kiri) bandar sabu asal Kulonprogo dan kurir sabu Fendi (kanan) berikut barang bukti sabu di aula Ditresnarkoba Polda DIY, Jumat (5/12/2014). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN- Seorang bandar sabu asal Kulonprogo ditangkap Ditresnarkoba Polda DIY di rumahnya pada akhir pekan lalu. Dalam menjalankan bisnisnya, tidak lebih dari sebulan bandar tersebut mendapatkan keuntungan Rp20 juta.

Bandar tersebut adalah Faried Ghazali, 35, warga RT 11 RW 06, Karang Tengah Lor, Margosari, Pengasih, Kulonprogo. Setelah menangkap Faried, petugas meringkus Fendi, 24, di rumahnya Dusun Tugu RT 04 RW 04 Bener, Tengaran, Semarang, Jawa Tengah. Fendi adalah anak buah dari Faried.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Reserse Narkoba Polda DIY Kombes Andi Fairan mengatakan peta distribusi sabu kelompok ini tergolong licin. Menurut Andi, operasi senyap itu sepenuhnya dikendalikan oleh Faried yang berada di Kulonprogo mulai dari pemesanan barang sampai penjualan.

Faried memesan sabu terlebih dahulu kepada jaringan sabu berbandar di Jakarta yang diketahui bernama Encep. Oleh bandar besar di Jakarta, Faried biasa diberi kepercayaan membawa barang maksimal 200 gram sabu.

Setelah tersedia, Faried kemudian memerintah Fendi untuk mengambil sabu di Jakarta. Lalu berangkatlah Fendi ke Jakarta melalui terminal Bus Semarang untuk mengambil sabu.

“Sesampai di [terminal] Pulo Gadung [Jakarta], Fendi lalu mengganti sim card dan berkomunikasi dengan Faried bahwa sudah sampai di Jakarta. Lalu didatangi oleh seorang membawa mobil Avanza dan menyerahkan sabu kepada Fendi,” urainya.

Andi menambahkan menjadi bandar sabu, Faried hanya bermodal kepercayaan, keberanian dan koordinasi. Bandar Jakarta langsung memberikan 200 gram sabu senilai Rp180 Juta atau Rp90 juta untuk 100 gramnya.

Faried baru menyerahkan uang hasil jualan melalui transfer kepada bandar Jakarta jika 200 gram sabu yang diedarkan Fendi sudah habis.

“Sabu dibawa Fendi di rumahnya. Kemudian atas perintah Faried yang ada di Kulonprogo, Fendi pun mengedarkan. Wilayah jualan sabu mereka antara lain Semarang, Salatiga, Magelang dan Jogja,” imbuhnya.

Mereka mendapatkan keuntungan yang fantastis dalam berbisnis sabu. Menurut keterangan Faried, sabu yang diedarkan oleh Fendi dibanderol Rp1 Juta per gram. Sehingga tiap gram ia mendapatkan keuntungan Rp100.000. Dengan demikian sebesar Rp20 juta sudah didapatkan jika 200 gram sabu habis terjual.

“Keuntungan dibagi sama Fendi, biasanya habis sekitar sebulan, kadang tidak sampai. Saya kebetulan di rumah wiraswasta,” ujarny di Mapolda DIY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya