SOLOPOS.COM - Seorang penambang membawa pasir di Desa Jelok, Cepogo, Boyolali, Jumat (15/8/2014). (JIBI/Solopos/Ahmad Baihaqi)

Solopos.com, BOYOLALI – Sejumlah penambang pasir di Desa Jelok, Cepogo, Boyolali, mengaku kesulitan mencari pasar saat musim kemarau ini.

Seorang penambang setempat, Wiji Astuti, mengatakan ketika musim penghujan atau air kali penuh, dalam sehari ia bisa menghasilkan pasir satu bak mobil. “Kalau saat ini paling hanya dua sampai lima keranjang tiap harinya,” kata dia saat dijumpai solopos.com, Jumat (15/8/2014), di lokasi penambangan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wiji menambahkan musim kemarau mengakibatkan pasir yang berada di wilayah atas bukit tidak dapat turun ke daerahnya. Biasanya pasir tersebut akan terseret aliran hujan dan sampai di kali Gandul Bendi, tempat penambang setempat mencari pasir.

Lebih lanjut wiji menuturkan akibat kelangkaan itu, harga pasir mengalami kenaikan. Pasir yang ang semula Rp80.000 per bak mobil sekarang menjadi Rp100.000 per bak mobil.

Penambang lainnya, Suratman, mengatakan Kali Gandul Bendi yang selama ini menjadi tempat penambangan pasir sudah kering sejak beberapa bulan lalu. Akibatanya pasir di kali tersebut sulit digali dan kualitasnya tidak baik.

Suratman menambahkan saat ini para penambang terpaksa membawa air satu jeriken untuk mempermudah dalam menambang pasir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya