SOLOPOS.COM - Warga di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, menarik pungutan terhadap truk pasir yang melintas di kawasan tersebut, Selasa (26/1/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Penambangan galian C Boyolali, truk pasir mulai memanfaatkan jalur alternatif SSB.

Solopos.com, BOYOLALI–Setelah razia tim gabungan di jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) pekan lalu, truk pengangkut pasir hasil tambang ilegal di wilayah Selo dan Cepogo terpantau mulai bergerak memanfaatkan jalur alternatif.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari pantauan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Boyolali truk-truk pengangkut pasir mulai mengambil jalur alternatif untuk bisa keluar dari lereng Merapi seperti jalur Gebyok- Jeruk- Ampel, Cepogo- Gubug-Ampel atau Randu-Penggung. Kondisi ini kerap menyulitkan Dishubkominfo dalam upaya menertibkan truk pasir. Seperti diketahui, saat razia gabungan pekan lalu tim gabungan menindak sedikitnya 30 truk yang mengangkut hasil tambang ilegal.

“Truk pengangkut pasir mulai memanfaatkan jalur bebas razia,” ujar Kepala Dishkuubkominfo Boyolali, Boni Facio Bandung, saat ditemui Solopos.com, Selasa (16/2/2016).

Jalur Gebyok-Jeruk-Ampel dan Cepogo-Gubug-Ampel sebelumnya menjadi jalur alternatif angkutan truk pasir saat jalur SSB di wilayah Genting, Cepogo, diperbaiki. Saat jalur alternatif itu mulai rusak, truk kembali memanfaatkan jalur SSB yang mulai nyaman dilalui.

“Sekarang razia di jalur SSB mulai kami perketat karena mulai banyak sekali keluhan warga bahwa aktivitas truk pengangkut pasir mulai merusak jalan terutama di wilayah Selo,” kata Boni.

Warga Desa Jelok, Kecamatan Cepogo, Hariyanto, 46, menyayangkan banyaknya truk-truk pasir yang masuk ke jalur-jalur alternatif hanya untuk menghindari operasi petugas. Ratusan truk pasir melintas jalur tersebut setiap harinya. Padahal, hampir semua truk mengangkut pasir melebihi tonase. Wilayah Jelok yang merupakan jalur alternatif Cepogo-Boyolali Kota, mulai rusak karena sering dilalui truk pasir.

“Bahkan, di beberapa lokasi berubah menjadi kubangan saat hujan deras,” kata Hariyanto.

Menurut Hariyanto, jalur pasir di lereng Merapi cukup berbahaya. Jika pengguna jalan tidak hati- hati, maka pengguna jalan bisa celaka. Dia menuturkan pada Minggu (14/2/2016) ada dua truk yang terguling di jalur alternatif Cepogo-Penggung. Truk terguling karena roda truk terjebak lubang.

Boni menambahkan razia truk pasir akan digelar minimal sepekan sekali dengan melibatkan tim gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja, Satlantas, dan TNI.

Untuk mendukung upaya penindakan terhadap truk yang melebihi tonase, Dishubkominfo juga berharap langkah konkret dalam penertiban terhadap galian C liar di kawasan lereng Merapi-Merbabu. “Penambangan yang tak berizin itu juga harus ditindak tegas. Jika ada penindakan, otomatis jumlah truk pasir akan berkurang drastis.”

Pj.Bupati Boyolali, Sri Ardiningsih, akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jateng untuk menindaklanjuti maraknya aktivitas penambangan liar di lereng Merapi dan Merbabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya