SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

SLEMAN—Penambang pasir di Kecamatan Cangkringan menolak normalisasi di Sungai Gendol dan Opak dihentikan. Warga berpendapat, penghentian normalisasi sama hal dengan menghentikan perekonomian warga yang bekerja sebagai penambang pasir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dusun (Kadus) Batur, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Tugiman, mengungkapkan, pasca erupsi Merapi, saat ini banyak warga yang sebelumnya berprofesi sebagai petani dan peternak, beralih pekerjaan sebagai penambang pasir.

“Kalau normalisasi dihentikan, itu sama saja memutus pendapatan warga. Kami menolak jika normalisasi sampai dihentikan,” kata Tugiman, saat ditemui Harian Jogja, Selasa (19/2/2013).

Ia menjelaskan, penghentian normalisasi akan membawa dampak langsung terhadap kehidupan warga. Kepala Desa Kepuharjo, Heri Suprapto, menegaskan, pihaknya menerima banyak laporan penolakan dari warga, khususnya yang berprofesi sebagai penambang pasir. Dari sudut pandang yang berbeda, ia pun menolak jika normalisasi sampai dihentikan, khususnya di musim hujan seperti sekarang ini.

Dia berpendapat, saat ini di hulu Sungai Gendol masih sangat banyak material vulkanik berupa pasir, kerikil, dan batu. Jika normalisasi dihentikan, dikhawatirkan akan terjadi bencana yang lebih besar dampaknya. Normalisasi sungai selama 2011, menurutnya, mampu membantu mengurangi material vulkanik itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya