SOLOPOS.COM - Penambang manual beraktivitas di alur Kali Woro yang berada di kawasan sekitar Sabo Dam Karangbutan antara Desa Sidorejo dan Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Kamis (2/12/2021). (Solopos.com/ Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten mewanti-wanti para penambang pasir di alur Kali Woro tak lengah. Hal ini karena potensi banjir lahar hujan masih kerap terjadi.

Potensi banjir lahar hujan masih memungkinkan terjadi. Terlebih musim hujan diperkirakan terjadi hingga April 2022 dengan puncak musim hujan di Klaten diprediksi pada Januari 2022.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, menjelaskan kewaspadaan dini terhadap ancaman banjir lahar hujan menjadi salah satu rekomendasi yang dikeluarkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan (BPPTKG). Selain kewaspadaan terhadap aliran lahar hujan pada alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi, ada potensi bahaya guguran lava dan awan panas sejauh 3 km ke arah Kali Woro dan 5 km ke arah Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, dan Kali Putih.  Hingga kini tingkat aktivitas vulkanik Merapi berada pada level siaga.

Baca Juga: Alur Kali Woro Penuh Material Galian C, Penambang Pasir Semringah

“Terkait dengan ancaman di Merapi salah satunya banjir lahar hujan. Ancaman itu bisa timbul ketika material di puncak gunung mencukupi untuk turun. Ketika hujan deras di puncak Merapi bisa membawa material-material terbawa ke sungai salah satunya di Kali Woro. Dan itu sudah tercatat dalam rekomendasi BPPTKG setiap mengeluarkan laporan perkembangan Gunung Merapi. Salah satunya ancaman banjir lahar hujan meski intensitas berbeda-beda,” kata Nur kepada Solopos.com, Kamis (2/12/2021).

Selama musim hujan ini sudah dua kali terjadi banjir lahar hujan. Hanya saja, aliran banjir lahar hujan terhitung masih kecil. Meski aliran banjir lahar hujan kecil, Nur tetap mengimbau agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir lahar hujan di Kali Woro.

Alur Kali Woro selama ini menjadi kawasan penambangan galian C secara manual. “Penambang pasir jangan sampai lengah, apalagi di Kali Woro yang sewaktu-waktu terjadi hujan deras,” kata dia.

Baca Juga: Jumlah Produksi Kakao Wonogiri Meningkat

Nur menjelaskan selama ini para sukarelawan di wilayah lereng Gunung Merapi sigap ketika puncak Gunung Merapi hujan. Mereka langsung mengimbau kepada warga yang beraktivitas di alur Kali Woro untuk segera menyingkir dari alur sungai.

“Kami harapkan memperhatikan peringatan dari sukarelawan setempat yang memang mengetahui kondisi sekitar,” kata dia.

Salah satu sukarelawan di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Sukiman, mengatakan selama ini para sukarelawan mengikuti perkembangan informasi dari BPPTKG. Ketika ada kabar puncak Merapi turun hujan, mereka langsung mengabarkan informasi tersebut ke sukarelawan yang tersebar ke berbagai dukuh melalui komunikasi menggunakan handy talky (HT) maupun grup whatsapp (WA).

Baca Juga: Jumlah Produksi Kakao Wonogiri Meningkat

Sukiman mengatakan selama ini para penambang sudah diimbau untuk menghentikan aktivitas mereka ketika puncak Gunung Merapi mendung.

“Kalau kondisi puncak Merapi mendung dan tertutup kabut, lebih baik segera menghentikan kegiatan pertambangan. Lebih baik aktivitas itu dilakukan saat cerah. Karena jarak lokasi penambangan manual di wilayah Karangbutan dengan puncak Merapi itu hanya sekitar 5 km,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya