SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten memastikan ruang perawatan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di rumah sakit masih mencukupi. Sejumlah rumah sakit sudah menambah kapasitas tempat tidur untuk pasien kasus Covid-19.

Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Klaten, Tri Nyantosani mengatakan ada penambahan ruang untuk pelayanan kasus Covid-19 di beberapa rumah sakit. Penambahan itu seperti ruang perawatan pasien terkonfirmasi positif, suspek, ruang operasi, ICU, serta ruang hemodialisa.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Untuk tempat tidur di seluruh rumah sakit itu sudah 280an. Sekarang mungkin sudah mencapai 300-an. Hingga saat ini kondisi ruang perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit masih aman. Belum sampai overload,” kata Nyantosani saat dihubungi Solopos.com, Selasa (29/12/2020).

Sebelumnya, sejumlah rumah sakit di Klaten menambah kapasitas tempat tidur di ruang perawatan pasien kasus Covid-19. Di RSD Bagas Waras Klaten. Ada penambahan tempat tidur dari awalnya 24 tempat tidur menjadi 34 tempat tidur. Bahkan kini menjadi 46 tempat tidur untuk perawatan pasien terkonfirmasi positif.

Selain tempat tidur ada penambahan ruang operasi khusus ibu hamil terkonfirmasi positif Covid-19. Serta fasilitas perawatan bayi yang dilahirkan oleh ibu terkonfirmasi. Penambahan kapasitas tempat tidur di ruang perawatan tak bisa serampangan dilakukan. Lantaran harus mempertimbangkan jumlah tenaga kesehatan rumah sakit yang terbatas.

Tidak Asal-Asalan

Pemkab Klaten Bakal Tambah Tambah Ruang Isolasi Mandiri Untuk Pasien Covid-19

Penambahan ruang perawatan pasien Covid-19 juga dilakukan di Rumah Sakit dr Soeradji Tirtonegoro (RSST) Klaten. RSST menambah 20 tempat tidur untuk perawatan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

“Untuk perawatan pasien terkonfirmasi menjadi 43 tempat tidur [dari sebelumnya 23 tempat tidur]. Sementara, untuk pasien suspek ada 27 tempat tidur,” kata Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RSST Klaten, Juli Purnomo.

Kemudian penambahan ruang perawatan kasus Covid-19 di RSST juga tak asal dilakukan lantaran mempertimbangkan keselamatan tenaga medis dan pasien. Selain itu, penambahan ruang perawatan mempertimbangkan ketersediaan tenaga medis yang terbatas.

“Ruangan sebenarnya masih ada. Tetapi SDM-nya [terbatas]. Karena kami juga tidak bisa memfosir mereka,” jelas dia.

Karanganyar Gencarkan Pergerakan Satgas Mandiri

Pembagian Tugas

Juli mengatakan di RSST ada 400an tenaga kesehatan. Dari jumlah itu, hampir separuh tenaga kesehatan masuk kelompok rentan seperti sudah berusia lebih dari 50 tahun serta mereka memiliki komorbid. “Kami tidak mau menempatkan mereka yang punya komorbid di sana [perawatan pasien Covid-19] karena berisiko,” jelas dia.

Alhasil, penanganan pasien dengan kasus Covid-19 mengandalkan separuh tenaga kesehatan. Soal sistem pembagian tugas tenaga kesehatan menangani pasien Covid-19 hampir 10 bulan terakhir, RSST membagi tugas mereka dengan sistem sif. Setiap sif terdiri dari tiga orang dan bertugas selama delapan jam. “Setiap tiga bulan sekali kami rolling dengan yang lain. Ini kami lakukan untuk menjaga imunitas mereka,” jelas dia.

Juli juga menerangkan setiap pasien Covid-19 dipantau CCTV untuk meminimalisasi kontak antara tenaga kesehatan dengan pasien. “Kami ada CCTV Sehingga perkembangan mereka seperti suhu dan lain-lain bisa terpantau setiap waktu. Kalau perlu penanganan, petugas baru masuk. Yang masuk ke ruang perawatan itu tidak semuanya. Jadi bergantian. Karena kalau mengenakan hazmat selama delapan jam terus-terusan bisa pingsan,” jelas Juli.

Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di Boyolali Direncanakan Untuk SD dan SMP

Terkait terbatasnya jumlah tenaga kesehatan di rumah sakit, para tenaga kesehatan mengimbau warga tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Hal itu dilakukan dengan menerapkan protokol 3M yakni mengenakan masker, menjaga jarak, serta rutin mencuci tangan menggunakan sabun di air yang mengalir.

Selain membantu mengendalikan kasus Covid-19, kedisiplinan warga juga membantu meringankan beban tenaga kesehatan. Termasuk juga agar tidak ada penambahan ruang perawatan pasien Covid-19.

“Yang penting adalah pencegahan dengan disiplin menerapkan 3M. Kami sebenarnya lini terakhir. Lini pertama itu di masyarakat. Kalau tidak penting sekali, lebih baik di rumah saja,” tutur dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya