SOLOPOS.COM - Petugas BPBD Karanganyar memberikan pelatihan kepada warga Desa Nglegok, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah saat membentuk desa tangguh bencana alias destana, Senin (9/11/2020). (Solopos.com-BPBD Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Penambahan desa tangguh bencana atau Destana di Kabupaten Karanganyar masih belum bisa dilakukan secara massal lantaran terbentur permasalahan anggaran.

Terbatasnya anggaran untuk menambah Destana menyebabkan masih banyak desa rawan bencana di Karanganyar yang belum mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas untuk antisipasi bencana alam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga Karanganyar... Waspada Angin Kencang hingga Januari 2021

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Sundoro Budi Karyanto, mengatakan pada tahun 2020 pihaknya hanya mampu membuat tiga Destana di Karanganyar.

Penambahan jumlah Destana di tahun yang sama menurutnya tidak memungkinkan lantaran keterbatasan anggaran.

“Untuk saat ini sementara baru tiga desa yang kami buat sebagai Destana. Sebenarnya kami ingin membuat lebih banyak tapi karena kendala anggaran, sementara tiga dulu. Ini pelatihan baru selesai beberapa hari lalu,” jelas dia kepada Solopos.com, Kamis (26/11/2020).

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Karanganyar, Hartoko, mengatakan kebutuhan anggaran setiap desa untuk membentuk Destana membutuhkan sekitar Rp100 juta.

Penanganan dan Mitigasi Bencana Alam

Anggaran tersebut berguna untuk kegiatan peningkatan kapasitas, simulasi, akomodasi, biaya pemateri dan lainnya.

“Untuk kegiatan pasti ada timbul biaya. Banyak hal-hal. Jadi memang biayanya sekitar itu. Untuk tahun ini, kemampuan kami hanya bisa tiga desa dari awalnya lima desa karena adanya refocussing anggaran kemarin,” imbuh Hartoko.

Sejak 2015 hingga 2020, menurut Hartoko baru sebanyak sembilan desa di Karanganyar yang dibentuk sebagai Destana.

Pendaftaran Ditutup, Total 70.397 UMKM Karanganyar Ajukan BPUM

Angka tersebut masih sangat kecil lantaran jumlah desa yang terpetakan rawan bencana alam sekitar 90 desa. Sehingga, masih banyak desa yang perlu untuk peningkatan kapasitas dalam penanganan dan mitigasi bencana alam.

“Kalau anggaran untuk itu juga sebenarnya masih ada opsi yang mungkin bisa dicoba. Salah satunya bekerja sama dengan pemerintah desa. Mereka kan ada anggaran juga, jadi bisa dibuat secara mandiri,” beber dia.

UKM di Karanganyar Bertambah 24.397 Unit Dalam 5 Tahun

Tidak Ada Pesta Tahun Baru di Karanganyar, Nekat Bakal Kena Sikat Satpol PP

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya