SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi atau deflasi. (academyft.com)

Solopos.com, JAKARTA- - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Mei 2021 meningkat dari bulan sebelumnya, didorong oleh peningkatan harga terutama komoditas pangan sejalan dengan momentum Idulfitri. inflasi pada Mei 2021 meningkat sebesar 0,32 persen secara bulanan (month-to-month).

Secara tahun berjalan, inflasi meningkat sebesar 0,90 persen (year-to-date/ytd) dan secara tahunan sebesar 1,68 persen (year-on-year/yoy).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di samping itu, inflasi inti juga mengalami peningkatan dari 0,14 persen menjadi 0,24 persen secara bulanan. Secara tahunan, inflasi inti meningkat dari 1,18 persen menjadi 1,37 persen.

Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana menilai peningkatan inflasi terutama pada komponen inti tersebut menunjukkan permintaan secara agregat terus mengalami peningkatan, khususnya pada momentum Idulfitri.

Baca Juga: Dukung Pertumbuhan PDB Indonesia, AdaKerja Hadir Mempermudah Pengelolaan UMKM

Peningkatan tersebut juga sejalan dengan PMI manufaktur Indonesia yang kembali mencatatkan rekor tertinggi, sebesar 55,3 persen pada Mei 2021. Menurut Wisnu, inflasi akan terus mengalami peningkatan pada kuartal II/2021 dan akan berlanjut menguat pada semester II/2021.

“Oleh karena itu, untuk keseluruhan 2021 kami perkirakan inflasi sebesar 3,58 persen,” katanya, Rabu (2/6/2021).

Dia menambahkan, peningkatan mobilitas dan cakupan vaksinasi Covid-19 yang mempengaruhi indikator permintaan, seperti kepercayaan konsumen, penjualan ritel, dan penjualan mobil, juga menandakan pemulihan ekonomi terus berlanjut.

Baca Juga: Bank BJB Raih Top 50 Emiten di The 12th IICD Corporate Governance Award

Sektor Pertanian

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada indeks harga perdagangan besar (IHPB) pada Mei 2021 meningkat sebesar 0,32 persen secara bulanan, dari 0,31 persen pada April 2021.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan berdasarkan sektor, inflasi tertinggi terjadi pada sektor pertanian, yaitu sebesar 0,41 persen dengan andil 0,08 persen.

“Sementara yang andilnya tinggi sektor industri sebesar 0,24 persen mengalami inflasi 0,30 persen,” katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (2/6/2021) seperti dilansir Bisnis.com.

Baca Juga: Indonesia Terdepan dalam Laju Manufaktur Asean

Di samping itu, sektor yang juga mengalami inflasi tinggi yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sebesar 0,19 persen, namun hanya memberikan andil 0,00 persen terhadap inflasi.

Setianto menyampaikan, IHPB pada sektor konstruksi mengalami peningkatan yang tipis, dari 0,32 persen pada April 2021 menjadi 0,38 persen pada Mei 2021. Jika dirinci lebih dalam, inflasi tertinggi terjadi pada bangunan pekerjaan umum, jalan, jembatan, dan pelabuhan dengan inflasi sebesar 0,43 persen.

“Andilnya cukup tinggi 0,15 persen dibandingkan dengan kelompok bagnunan lain,” jelasnya. Selain itu, andil terbesar lainnya yaitu bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal sebesar 0,9 persen dengan inflasi yang tercatat sebesar 0,36 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya