SOLOPOS.COM - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menjalin kerja sama dengan Pelabuhan Belawan untuk pengoperasian Terminal Kendaraan di wilayah tersebut (Istimewa).

Solopos.com, JAKARTA — Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 5,2% pada 2022 dan 5,1% pada 2023. Hal ini dengan asumsi program vaksinasi terus berlanjut sehingga mencapai 70% pada 2022.

Juga dengan asumsi kebijakan moneter dan fiskal domestik tetap akomodatif serta pertumbuhan perdagangan global dan harga komoditas meningkat moderat. Selain itu dari sisi konsumsi masyarakat juga diperkirakan akan pulih lebih baik karena tingkat vaksinasi sudah lebih luas.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk atau IPCC adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan kepelabuhanan dan masuk dalam ekosistem logistik melihat adanya peluang di tengah meningkatnya konsumsi dan permintaan masyarakat.

Secara umum dengan pemulihan ekonomi, masyarakat akan meningkatkan permintaannya terhadap properti dan otomotif. Multiflyer effect dari peningkatan tersebut berdampak positif pada peningkatan layanan bongkar muat yang ada di Terminal IPCC.

Baca juga: Awal Pekan Stagnan! Cek Harga Emas Pegadaian, Senin 24 Januari 2022

IPCC sebagai operator dedicated car terminal menyiapkan fasilitas yang baik untuk melayani para pabrikan otomotif dengan optimal. Mulai dari pemenuhan fasilitas dedicated area, kendaraan yang di bawa masuk ke lapangan penumpukan, inspeksi, pengecekan, dan lainnya hingga dilakukan aktivitas pengapalan dan begitupun dengan sebaliknya.

IPCC memiliki sejumlah fasilitas, diantaranya lapangan penumpukan dengan luas kurang lebih 60 hektare, fasilitas gate, fasilitas pergudangan untuk inspeksi, dan sejumlah dermaga untuk sandar kapal RoRo pengangkut kargo kendaraan.

“Dengan fasilitas infrastruktur dan suprastruktur yang mumpuni tersebut, IPCC siap menangkap peluang untuk meningkatkan kinerjanya di tahun ini. Terutama dengan meningkatnya industri manufaktur, industri otomotif, hingga industri komoditas (pertambangan dan perkebunan) yang dapat berimbas pada peningkatan layanan bongkar muat kendaraan di Terminal IPCC,” kata Direktur Utama IPCC, Rio T.N Lasse dalam rilisnya, Senin (24/1/2022).

Baca juga: Wujudkan Konektivitas, IPCC Jalin Kerja Sama dengan Pelabuhan Belawan

IPCC Lakukan Pengembangan

Sejumlah pengembangan sedang dilakukan oleh IPCC, diantaranya perluasan lahan di eks-DKP di Tanjung Priok seluas 1,89 hektare. Kemudian kerja sama pengoperasian pelabuhan lain yang masih dalam Pelindo Group di luar Terminal yang telah dioperasikan oleh IPCC. Antara lain Terminal Belawan, Medan yang mulai operasional pada awal Januari 2022.

Selanjutnya penjajakan dengan Terminal di Surabaya, Makasar, dan Balikpapan untuk  dijadikan hub Terminal Kendaraan. Selain itu, Lanjut Rio, pendekatan dengan sejumlah Automaker untuk pelayanan IPCC. Juga digitalisasi IT sehingga terkoneksi sistem antara IPCC melalui Autogate System untuk keperluan administrasi pelaporan.

Pengembangan lainnya berupa layanan beyond the gate yang merupakan rencana bisnis IPCC sebagai bagian dari value added services. Yakni IPCC dapat memberikan layanan tambahan di luar Terminal IPCC atau remote area. Termasuk juga layanan distribusi kendaraan antar wilayah maupun antar pulau kerja sama dengan sejumlah pelabuhan.

“Untuk itu, IPCC melakukan pemeliharaan dan peningkatan kapasitas, fasilitas, dan peralatan terminal berbasiskan planning and control serta perbaikan fasilitas dermaga dan lapangan. Termasuk pemeliharaan sistem dan jaringan untuk membantu operasional hingga keuangan. Semuanya masuk dalam pipeline, Integrasi, Ekspans, Digitalisasi, dan Koordinasi,” ujar Rio.

Baca juga: Pengungkapan Sukarela Beda dengan Tax Amnesty, Ini Penjelasannya

Terkait kinerja keuangan, di sepanjang periode 9M21, kinerja IPCC mampu mengalami turn around tercatat untung Rp16,60 miliar dari tahun sebelumnya yang tercatat rugi Rp32,73 miliar. Adapun pendapatan hingga akhir 9M21, tercapai sebesar Rp347,77 miliar di atas pencapaian di periode yang sama di tahun lalu dan bahkan hampir mendekati pencapaian pendapatan di periode 9M19 sebesar Rp359,52 miliar.

Sehingga sampai akhir 2021 diperkirakan pendapatan akan mencapai Rp463,69 miliar atau lebih tinggi dari pencapaian pada FY20 senilai Rp356,53 miliar. Sedang dari perolehan laba diharapkan tercapai di atas Rp20 miliar sehingga angka profit margin bisa lebih tinggi dari 2020. Sementara untuk pertumbuhan pendapatan 2021 di kisaran konservatif, 10% hingga 12% terhadap 2020 atau di kisaran Rp392,18 miliar – Rp399,32 miliar.

Di tahun Macan Air ini melihat pemulihan industri dan juga daya beli masyarakat serta kondisi makro ekonomi Indonesia yang kian membaik dan berkurangnya imbas penyebaran Covid-19 serta kondisi makro ekonomi global yang mulai pulih maka dapat berimbas positif pada industri otomotif beserta rantai pasoknya. Diharapkan hal ini juga berimbas positif juga pada kinerja IPCC dan bisa bertumbuh pada kisaran 12% hingga 15% YoY baik pendapatan maupun laba.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya