SOLOPOS.COM - Jemaah, termasuk para pemudik, mengikuti iktikaf di Masjid Agung Keraton Solo, Minggu (1/5/2022) dini hari. (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLOIktikaf pada malam ganjil terakhir atau malam ke-29 Ramadan di Masjid Agung Keraton Solo, Minggu (1/5/2022) dini hari tidak hanya diikuti warga Solo. Para perantau yang sudah mudik ke kampung halaman pun ikut memenuhi masjid.

Ada yang datang sendirian, ada pula yang membawa keluarganya. Mereka bermunajat di malam ganjil terakhir Ramadan. Suryadi, salah satu pemudik dari Kabupaten Demak, menceritakan bagaimana dirinya mengajak keluarganya mengikuti iktikaf di Masjid Agung Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelum pandemi, ia secara rutin datang ke Masjid Agung pada malam terakhir Ramadan. “Saya datang bareng sama keluarga, sejak dulu rutin ke sini, kebetulan mertua saya asli Solo, jadi saya setiap pulang kampung atau mudik ya mampir ke sini. Sekalian membawa anak saya untuk beribadah,” ujarnya kepada Solopos.com, Minggu dini hari.

Berbeda dengan Suryadi, Rio, pria yang tinggal di Kabupaten Kudus, juga rutin datang untuk iktikaf di Masjid Agung Solo setiap mudik ke Kota Bengawan. Sebelum pandemi ia juga rutin ke sini, namun sendirian, sedangkan keluarganya tinggal bersama orang tuanya di rumah.

“Saya kebetulan sendirian, istri jaga anak di rumah. Di sini suasananya beda, lebih khusyuk dan juga auranya lebih menenangkan,” ujar Rio.

Baca Juga: Pengujung Ramadan, 2.000-An Orang Iktikaf Di Masjid Agung Solo

Sekretaris Masjid Agung Solo Abdul Basid juga menjelaskan, banyak pemudik dan pendatang yang ikut iktikaf pada malam terakhir sebelum Lebaran.

Keluarga Keraton

“Malam ini full karena malam ke-29, datang dari berbagai daerah, biasanya warga Solo yang menetap di luar kota datang ke sini untuk ikut iktikaf,” ujar Abdul Basid kepada Solopos.com.

Lebih lanjut, Abdul Basid menyebut iktikaf tahun ini cukup ramai. Bahkan di malam terakhir menurutnya ada lebih dari 2.000 jamaah yang memenuhi Masjid Agung Kota Solo.

Baca Juga: Berburu Pahala dengan Iktikaf di Masjid Kota Solo, Apa Saja Amalannya?

Sedangkan mengenai keluarga Keraton Solo, Sekretaris Masjid Agung Solo itu mengatakan jarang ada yang ikut dalam iktikaf di masjid tersebut. “[Kerabat] Keraton jarang yang ikut, harusnya pihak keraton juga nguri-uri tradisi ulama yang dulu, dan mengingatkan sepuluh hari terakhir ada malam selikuran,” ujar Abdul Basid.

Abdul Basid menyayangkan minimnya partisipasi anggota Keraton Solo dalam kegiatan iktikaf. Padahal para anggota Keraton Solo sudah disediakan ruangan tersendiri untuk melakukan iktikaf.

“Keluarga raja ada tempat khusus di pojok, pintu berwarna biru. Itu memang untuk iktikaf raja, sedangkan untuk abdi dalem di selasar dan dalam masjid. Sandiaga Uno kemarin juga iktikaf di sini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya