SOLOPOS.COM - Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di area Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri. (M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI - Pemudik yang masuk Wonogiri hingga Selasa (26/5/2020) pukul 21.00 WIB tercatat sebanyak 59.593 orang. Namun, ratusan warga di antaranya sudah balik ke perantauan.

Mudik memang dilarang oleh pemerintah saat pandemi virus corona atau Covid-19 ini. Namun, sejumlah warga nekat balik ke kampung halaman karean tak punya penghasilan di perantauan. Termasuk warga-warga Wonogiri yang merantau.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

3 Hari Kasus Covid-19 di Sukoharjo Tak Bertambah, PDP Berkurang

Apalagi, Pemkab Wonogiri juga menerima para pemudik asalkan bisa memathui protokol yang ditetapkan seperti isolasi selama 14 hari. Informasi yang dihimpun Solopos.com, total pemudik yang masuk Wonogiri mencapai 59.593 jiwa.

Selain itu, sudah ada sejumlah warga Wonogiri yang balik ke perantauan. Terbaru, pemudik di tiga kecamatan sudah balik. Perinciannya adalah kecamatan Eromoko 71 orang, Kecamatan Selogiri 21 orang, dan Kecamatan Wuryantoro 3 orang.

Langgar Aturan Saat Jl Lawu Karanganyar Dibuka Kembali, Puluhan Motor Berknalpot Brong Diamankan

Sementara, berdasar data dari Terminal Giri Adipura Wonogiri, keberangkatan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) meningkat mulai Senin (25/5/2020). Hari itu tercatat ada 27 bus mengangkut 365 orang berangkat. Sehari setelahnya ada 21 bus mengangkut 247 orang berangkat.

Seperti diketahui, orang Wonogiri banyak mudik ke Jakarta dan sekitarnya. Kebanyakan mereka membuka usaha di sektor pangan, seperti kuliner.

Aturan SIKM

Di sisi lain, Bupati Wonogiri Joko Sutopo menyoroti aturan masuk ke wilayah DKI Jakarta yang harus menggunakan surat izin keluar masuk (SIKM). Padahal, untuk mendapatkan SIKM harus disertai surat keterangan sehat yang didapat setelah menjalani rapid test.

Jekek menilai aturan itu akan menyulitkan wilayah lain. Pasalnya, daerah lain harus menyiapkan alat rapid test untuk memenuhi warganya yang ingin balik ke perantauan. Padahal, rapid test selama ini digunakan untuk orang-orang yang diprioritaskan.

Libur Lebaran di Tengah Pandemi, Kuliner Khas Solo Ini Tetap Diserbu Pembeli

“Tes swab pun tak ujuk-ujuk bisa langsung keluar. Menunggu hasil tes swab pasien saja lama apalagi hasil tes swab bukan pasien. Pihak terkait tentu memprioritaskan memeriksa spesimen swab pasien atau orang berisiko dari pada spesimen swab bukan pasien,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com di rumah dinasnya, Rabu (27/5/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya