SOLOPOS.COM - Dua terduga pelaku penganiayaan terhadap warga Jumapolo, Ridwan, diperiksa polisi di kantor Satreskrim Polres Karanganyar, Jumat (21/5/2021). (Solopos/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Satu terduga pelaku penganiayaan pemuda Jumapolo yang ditemukan meninggal di bawah jembatan Kidul Tugu, Kecamatan Jumantono, Karanganyar, sempat melayat saat korban dimakamkan.

Seperti diberitakan, warga Dusun Brongkol, Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Ridwan, 19, ditemukan meninggal di pinggir sungai bawah jembatan Kidul Tugu, Kecamatan Jumantono, Senin (17/5/2021) pukul 07.40 WIB. Wilayah itu berada di perbatasan Karanganyar-Sukoharjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Awalnya, Ridwan diduga meninggal karena kecelakaan tunggal. Belakangan, polisi menyampaikan Ridwan meninggal diduga setelah mengalami penganiayaan oleh temannya.

Baca Juga: Pemuda Meninggal Di Jembatan Jumantono Karanganyar Ternyata Korban Penganiayaan, Keluarga Shock

Kakak ipar pemuda yang meninggal di bawah jembatan Jumantono itu, Andi Wibowo, mengaku mengenal terduga pelaku, AH atau Arga. AH merupakan rekan satu perguruan silat dengan Ridwan. Andi juga mendengar informasi AH melayat saat adiknya dimakamkan pada Senin.

“Pelaku ikut melayat. Yang Arga itu ikut melayat. Ada banyak pelayat yang tahu saat itu. Tetapi katanya dia biasa saja, diam. Biasanya kalau ketemu temannya itu grapyak. Tetapi saya tidak tahu saat itu posisi dia di mana. Dia pakai masker sampai menutupi dekat mata. Juga tidak bersalaman dengan kami,” cerita Andi saat berbincang dengan wartawan di kantor Satreskrim Polres Karanganyar, Jumat.

Andi tidak menaruh curiga kepada siapa pun. Saat mendengar adiknya ditemukan meninggal di bawah jembatan Kidul Tugu Jumantono, Andi mengungkapkan keluarga berduka. Mereka fokus ingin segera memakamkan korban.

Baca Juga: Jasad Pemuda Jumapolo di Bawah Jembatan Polokarto Diduga Korban Penganiayaan

Teman Sekolah

“Kami kehilangan dan ingin segera memakamkan adik saya. Enggak ada pikiran dia dibunuh. Apalagi dokter bilang tidak ada tanda kekerasan. Saya menyerahkan kasus ini ke polisi,” tuturnya.

Terpisah, kakak kandung korban, Mukhlis, menuturkan mengenal AH atau Arga yang diduga menganiaya pemuda yang meninggal di bawah jembatan Jumantono. Ridwan dengan Arga adalah teman sekolah saat duduk di bangku SMP. Mukhlis mengaku sempat melihat jenazah adiknya sebelum dimakamkan.

“Mukanya lebam. Hampir rata di bagian muka. Warnanya sudah biru. Kami tidak curiga sama sekali makanya jenazah dari rumah sakit langsung dimakamkan. Kami diminta autopsi, tetapi tidak mau karena kasihan adik saya,” kenangnya.

Baca Juga: Waduh! Pengendara Motor Kecelakaan Gara-Gara Meja Di Tengah Jalan Dibal Boyolali

Korban merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakak perempuannya, Istiqomah, menikah dengan Andi Wibowo. Kakak kedua korban, Mukhlis. Ibu korban merupakan ibu rumah tangga sedangkan ayah korban merantau ke Jakarta.

Kades Kwangsan, Tardi, mengimbau masyarakat agar tenang. “Saya meminta warga agar tidak emosi terkait peristiwa ini. Kami serahkan semua kepada pihak berwenang. Saya berupaya menenangkan warga,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya