SOLOPOS.COM - Dua terduga pelaku penganiayaan terhadap warga Jumapolo, Ridwan, diperiksa polisi di kantor Satreskrim Polres Karanganyar, Jumat (21/5/2021). (Solopos/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Keluarga Ridwan, 19, pemuda asal Jumapolo yang ditemukan meninggal di bawah jembatan Kidul Tugu, Kecamatan Jumantono, Karanganyar, Senin (17/5/2021) lalu, shock mengetahui Ridwan ternyata korban penganiayaan.

Sebelumnya, keluarga mengira Ridwan meninggal karena kecelakaan tunggal di Jalan Raya Jumantono-Jumapolo, tepatnya di jembatan Kidul Tugu, Kecamatan Jumantono, Karanganyar. Saat itu, tubuh korban ditemukan di antara batu fondasi jembatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedangkan sepeda motor Honda Scoopy berpelat nomor AD 2103 AHF milik korban ditemukan di semak-semak dekat bibir jembatan. Jarak antara sepeda motor dengan tubuh pemuda yang meninggal di Jumantono, Karanganyar, itu cukup jauh.

Kakak ipar korban, Andi Wibowo, menyampaikan keluarga sempat mencari Ridwan sebelum ditemukan meninggal. Menurut Andi, korban pergi dari rumah pada Sabtu (15/5/2021) pukul 19.00 WIB. Tetapi hingga Senin (17/5/2021) Ridwan tak kunjung pulang. Jenazah Ridwan ditemukan pukul 07.40 WIB.

Baca Juga: Jasad Pemuda Jumapolo di Bawah Jembatan Polokarto Diduga Korban Penganiayaan

“Kami tidak tahu ada postingan soal penemuan jenazah dan motor. Hanya dikasih tahu orang ada menemukan Scoopy hitam putih di jembatan Jumantono. Kami disuruh cek begitu, apakah benar punya korban. Saya mau cek, belum sampai sana ketemu Pak Kades [Kwangsan],” tutur Andi saat berbincang dengan wartawan di Kantor Satreskrim Polres Karanganyar, Jumat (21/5/2021).

Indikasi Kekerasan

Saat itu, Andi mendapat informasi jenazah di bawah jembatan sudah dibawa ke RSUD Karanganyar. Andi berangkat ke RSUD Karanganyar untuk memastikan jenazah itu benar adik iparnya.

“Sampai rumah sakit saya menengok sekilas. Enggak tega melihat kondisi jenazah. Kata dokter tidak ada indikasi kekerasan. Kami dari keluarga langsung berinisiatif membawa jenazah pulang untuk segera dimakamkan. Jenazah langsung dibawa ke makam dekat rumah. Kami menolak autopsi,” ceritanya.

Saat itu, keluarga hanya berpikir ingin segera memakamkan jenazah pemuda yang meninggal di bawah jembatan Jumantono, Karanganyar, itu. Tidak ada pemikiran anak bungsu di keluarga itu meninggal setelah mengalami penganiayaan. Jenazah dimakamkan pada Senin. Selang tiga hari sejak penemuan jenazah, keluarga menerima kabar Ridwan meninggal setelah mengalami penganiayaan.

Baca Juga: Waduh! Pengendara Motor Kecelakaan Gara-Gara Meja Di Tengah Jalan Dibal Boyolali

“Enggak ada pikiran dia dibunuh, dianiaya. Kami tidak curiga kepada siapa pun. Tetapi setelah diingat-ingat, adik saya itu pergi dari rumah Sabtu malam pakai celana pendek, sandal jepit, tidak bawa tas, dan tidak memakai helm. Seperti orang mau dolan dekat rumah. Katanya main ke rumah teman di Badran, Jumapolo,” ujarnya.

Andi menyampaikan alasan keluarga menolak saat polisi menawarkan autopsi karena pertimbangan kondisi jenazah. Selain itu, ia merasa adiknya yang masih duduk di bangku SMK itu tidak memiliki masalah dengan orang lain.

Hukuman Setimpal

“Adik saya di rumah itu pendiam. Tidak ada masalah dengan siapa pun. Saat di rumah sakit, kami tidak tahu kronologi atau membaca postingan di media sosial. Dokter bilang tidak ada indikasi kekerasan. Ya sudah, segera dimakamkan. Tetapi kalau polisi minta autopsi silakan. Kami taat hukum. Tetapi harapan kami tidak perlu diautopsi atau bongkar makam karena sudah ada saksi dan bukti,” tuturnya.

Baca Juga: Perahu Terbalik di Kedung Ombo dan Pengabaian Perlindungan Anak

Ia berharap penganiaya pemuda yang meninggal di bawah jembatan Jumantono, Karanganyar, itu mendapatkan hukuman setimpal. Saat ini, Satreskrim Polres Karanganyar memeriksa empat orang terduga pelaku.

Salah satunya AH atau Arga yang diduga menganiaya korban sehingga menyebabkan nyawa korban melayang. Kasat Reskrim Polres Karanganyar, AKP Kresnawan Hussein, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Muchammad Syafi Maulla, menyampaikan polisi masih menyelidiki detail kasus tersebut.

“Kami lakukan penyelidikan, mencari informasi, korban merupakan korban penganiayaan oleh seseorang. Kamis [20/5/2021] malam kami berhasil mengamankan satu orang terduga pelaku atas nama AH, warga Jumantono,” tuturnya.

Baca Juga: Gondola Baru Girpasang Klaten Tawarkan Sensasi Melayang 138 Meter Di Atas Jurang, Berani Coba?

Warganet Gaduh

Menurut Kresnawan, AH mengakui melakukan penganiayaan terhadap Ridwan di rumah temannya di Kelurahan Jungke, Karanganyar. "Kami dalami apakah ada yang membantu melakukan [dugaan penganiayaan] atau membantu membuang korban. Dimungkinkan ada [penambahan terduga pelaku]. Motif masih kami selidiki," imbuhnya.

Saat penemuan jenazah itu, warga Internet gaduh karena merasa janggal dengan kondisi jenazah dan sepeda motor korban. Seperti disampaikan Sekretaris Desa (Sekdes) Tugu, Sujoko Prihantoro, saat itu.

Sujoko menceritakan warga menemukan handphone milik korban di bagasi motor bawah jok. Kondisi handphone rusak patah. Selain itu, posisi kunci motor menempel di lubang kunci tetapi off atau mesin motor mati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya