SOLOPOS.COM - Ilustrasi kedelai impor. (Antara)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jateng dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan & KP) Sragen, Rabu (19/5/2021), mendatangi sentra industri tahu di Teguhan, Sragen Wetan, untuk mendengarkan keluhan pengrajin langsung terkait harga kedelai.

Kasi Tanaman Pangan Distan & KP Sragen, Sakri, menyampaikan tim Distanbun Jateng yang dipimpin Tri Susilarjo bersama tim dari Distan & KP Sragen mengunjungi sentra industri tahu di Teguhan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengatakan kunjungan itu untuk mendengarkan keluhan para pengrajin tahun yang kemudian menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan untuk mengatasi harga kedelai yang tembus sampai Rp11.000/kg.

Baca juga: Perajin Tahu Teguhan Sragen Menjerit Harga Kedelai Tembus Rp11.000/kg

Ekspedisi Mudik 2024

“Setelah kunjungan itu, Distanbun akan berkoordinasi dengan dinas terkait dan Gubernur untuk mengambil langkah-langkah tertentu. Kami di Sragen juga menyisir petani lewat penyuluh pertanian lapangan untuk mencari petani yang mau menanam kedelai. Sifatnya kami mengimbau kepada petani untuk menanam kedelai. Rencana yang sudah mengajukan tanam kedelai sebanyak 1.420 hektare yang menyebar di wilayah Gondang, Sambirejo, Kedawung, Sukodono, dan Kalijambe,” jelasnya.

Salah satu warga Teguhan yang ikut dalam pertemuan itu, Mario, menyampaikan pertemuan para perwakilan dinas dari Provinsi Jateng dan Kabupaten Sragen itu berada di rumah pengrajin tahu Joko Mul.

“Intinya para pejabat dinas itu menampung keluhan pengrajin tahu untuk ditindaklanjuti dan berusaha untuk menurunkan harga kedelai yang melonjak. Hal itu juga menjadi bahan pembahasan untuk kebijakan subsidi,” jelasnya.

Baca juga: Produksi Kedelai Lokal Sragen Cuma 3.400 Ton, Padahal Butuhnya 22.883 Ton

Terpisah, Pelaksana Harian (Plh.) Bupati Sragen Tatag Prabawanto mengatakan melonjaknya harga kedelai dulu pernah terjadi, mengingat kedelai yang ada di Sragen itu kebanyakan impor.

Tatag yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen berharap persoalan harga kedelai ini menjadi kebijakan pemerintah pusat sampai pemerintah provinsi supaya harga bisa ditekan.

“Regulasi impor kedelai ini ada di pusat. Kami yang ada di daerah menjadi bingung karena tidak dilibatkan dalam kebijakan impor kedelai. Di sisi lain, kami berharap ada ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian kedelai untuk memasok kebutuhan kedelai daerah. Kami menginginkan tanam kedelai ini menjadi budaya di masyarakat petani karena sekarang jarang petani tanam kedelai,” ujarnya.

Kebijakan Semacam Operasi Pasar

Tatag berharap ada kebijakan semacam operasi pasar untuk menekan harga kedelai.

“Lewat dinas teknis, kami sudah berkoordinasi dengan provinsi untuk menekan harga kedelai yang tinggi itu,” jelasnya.

Kabid Pembinaan dan Pengembangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen Muh. Farid Wajdi mengatakan informasi harga kedelai di tingkat distributor Rp10.350/kg.

Baca juga: Komplet Lur... Aneka Makanan Lezat Dijajakan di 2 Ikon Kuliner Baru Sragen

Dia mengatakan harga kedelai dari turun kapal saja sudah di atas Rp10.000/kg sehingga harga menjadi tinggi ketika sampai ke Sragen karena adanya ongkos pengiriman.

“Pemprov sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Terkait kebijakan subsidi belum tahu sumber dananya. Kalau operasi pasar jelas harga di hulu sudah tinggi. Yang memungkinkan ada subsidi harga saat operasi pasar itu. Kami menunggu kebijakan dari pusat dan provinsi,” katanya.

Terpisah, Pemimpin Bulog Kantor Cabang Surakarta Ninik Setyowati menyampaikan Bulog tidak memiliki stok kedelai karena Bulog tidak ada penugasan untuk pengadaan kedelai. Pengadaan impor kedelai pun, ujar dia, tidak diberikan kepada Bulog.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya