SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menandatangani berita acara serah terima hibah bantuan alat berat untuk TPA Putri Cempo, Senin (10/1/2022). (Solopos/Mariyana Ricky P.D.)

Solopos.com, SOLO — Pengolahan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang ada di TPA Putri Cempo, Solo, diyakini tidak akan berdampak negatif pada lingkungan.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo, Gatot Sutanto, Jumat (13/5/2022). Ia menyebut PLTSa tidak akan menghasilkan emisi sama sekali sehingga pembakaran atau pengolahan sampah menjadi listrik berjalan efisien.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kita perlu mengetahui teknologi yang digunakan PLTSa di Putri Cempo yaitu gasifikasi. Tidak menghasilkan emisi. Jadi sampah dimasukkan ke dalam reaktor dengan pengaturan oksigen sedemikian rupa dan dipanaskan sehingga sampah berubah menjadi gas sintetik (syngas). Syngas ini yg di manfaatkan untuk menjadi bahan bakar genset [setelah ada penyaringan dan pendinginan]. Syngas mirip elpiji. Itulah di jadikan sebagai bahan bakar,” ujar Gatot.

Ekspedisi Mudik 2024

Lebih lanjut, dengan pengelolaan sedemikian rupa, tidak akan ada limbah hasil pembakaran. Terlebih dalam mesin yang digunakan di PLTSa tidak ada cerobong untuk pembuangan.

Baca Juga: Dikritik Walhi Jateng, Gibran: PLTSa Putri Cempo Solo Jalan Terus

“Jadi plastik daln lain-lain yang ditakutkan menyebabkan mencemari lingkungan itu relatif lebih aman bila dibandingkan dengan teknologi incenerator. Pada incenerator, sampah dibakar menghasilkan gas yang berbahaya. Sedangkan di dalam gasifikasi tidak ada cerobong, jadi lebih aman,” ujarnya.

Sampah di TPA Putri Cempo diperkirakan habis diolah dalam waktu 5 tahun ke depan. Untuk mengoptimalkan PLTSa, dibutuhkan lebih banyak sampah untuk diolah menjadi listrik. Oleh karenanya, ada wacana menerima pasokan sampah dari daerah lain.

“Sampah yg dibutuhkan untuk PSEL sebanyak 545 ton/hari. Jumlah sampah yang masuk ke TPA sebanyak 300 ton/hari. Kekurangan 245 ton/hari diambil dari sampah lama yang menumpuk di TPA. Diperkirakan tumpukan sampah lama akan habis dalam waktu kurang lebih 5 tahun,” ujar Kabid Pengelolaan Sampah & Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo, Arthaty Mulatsih.

Baca Juga: Walhi Jateng Minta PLTSa Putri Cempo Solo Disetop, DPRD: Tak Realistis!

Sehingga ke depan, Pemkot Solo akan bekerjasama dengan daerah sekitar. “Ini merupakan simbiosis mutualisme. Sampah di sekitar kota Solo dpt dikirim ke TPA sehingga bisa mengurangi permasalahan sampah secara regional.” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya