SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (Dok/JIBI)

Pemerintah Kota Madiun menggandeng Bank Indonesia untuk menekan laju inflasi di wilayah Madiun.

Madiunpos.com, MADIUN — Pemerintah Kota Madiun bersama Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kediri membentuk kelompok kerja (pokja) pangan. Pokja bertugas menekan laju inflasi di Kota Madiun sehingga daya beli masyatakat bisa terus terjaga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Inflasi menjadi masalah hampir di setiap masalah. Ini harus segera diantisipasi. Lebih baik mencegah daripada mengobati yang sudah telanjur menimbulkan masalah,” kata Wali Kota Madiun, Sugeng Rismiyanto, saat Pembentukan dan Penyusunan Tugas Pokok Pokja Pangan TPID Kota Madiun di Hotel Aston, Jumat (2/3/2018).

Sugeng menyampaikan Pokja Pangan nantinya bergerak menekan laju kenaikan harga komoditas utama masyarakat seperti beras. Harga beras menjadi salah satu perhatian tersendiri karena kenaikan harga berdampak luas.

Dia mencontohkan kebutuhan rumah tangga meningkat karena beras mahal. Belum lagi harga jual makanan di warung makan yang juga bakal naik, padahal penghasilan masyarakat stagnan.

Kenaikan harga beras ini bisa menimbulkan tuntutan kenaikan upah mengemuka di antara pekerja. Sehingga perusahaan wajib meningkatkan upah karyawannya supaya kegiatan ekonominya terus hidup.

“Kalau harga beras naik, cukup terasa dampaknya dan bisa kemana-mana. Makanya, Pokja Pangan ini penting,’’ terang Sugeng yang dikutip Madiunpos.com dari siaran pers Pemkot Madiun.

Lebih lanjut, Sugeng berharap organisasi perangkat daerah (OPD) yang terkait dalam Pokja Pangan bekerja secara optimal. Bahkan, dia menuntut OPD dapat melakukan terobosan kreatif di luar tupoksinya sebagai pokja.

Dia mencontohkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan harusnya melakukan pemetaan kembali berapa tanah bengkok di Kota Madiun. Nantinya tanah bengkok ini dapat dioptimalkan untuk produksi pertanian khususnya padi.

Kepala Kantor Perwakilan BI Kediri, Joko Raharto, mengatakan potensi inflasi di Kota Madiun cukup mengemuka. Salah satu inflasi disebabkan peningkatan tarif dasar listrik dan pencabutan subsidi bagi rumah tangga pengguna listrik 900 volt.

Kondisi tersebut cukup terdampak karena sebagian besar masyarakat Kota Madiun menggunakan listrik 900 volt. “Pokja Pangan ini diharap dapat ikut menjaga stabilitas pangan,” ujar dia.

Menurut Joko, inflasi tidak hanya menggerus daya beli masyarakat. Namun, juga menghambat laju pertumbuhan ekonomi hingga mematikan dunia industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya