SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)

Di Solo, setiap tahun akan dicanangkan satu Kampung KB di setiap kecamatan.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo gencar menyosialisasikan program keluarga berencana (KB) bagi pasangan subur di Kota Bengawan. Kali ini, sosialisasi KB menyasar bakul pasar tradisional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sosialisasi dilakukan terkait pentingnya program KB guna menekan ledakan jumlah penduduk di Solo. Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penduduk Penyuluhan dan Penggerakan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinpermas) Solo, Sri Rejeki Ida Susilowati mengatakan program KB terus digenjot Pemkot agar laju pertumbuhan penduduk bisa ditekan.

Ekspedisi Mudik 2024

Selama ini baru 66,83% dari jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 71.913 yang menjadi peserta KB aktif. Sedangkan 23.850 PUS hingga kini tidak KB.

Langkah jemput bola diupayakan Pemkot untuk menyasar PUS yang belum ber-KB, salah satu sasaran kepada bakul-bakul pasar di Solo. “Kami targetkan 100% PUS sudah menjadi peserta KB, jadi bakul pasar harapannya juga tersosialisasi mengenai program KB,” katanya.

Belum 100%-nya PUS sebagai peserta KB aktif dikhawatirkan akan berdampak pada ledakan penduduk di Kota Solo. Saat ini saja, dia menyampaikan Kota Bengawan dengan luas wilayahnya 44,04 km memiliki jumlah penduduk sekitat 512.266 jiwa.

Artinya kepadatan penduduk sekitar 11.593 jiwa per km. Ia mengakui untuk mencapai target 100% PUS pun dinilai cukup sulit. Mengingat, jumlah petugas penyuluh (PL) KB belum ideal. Dari 51 kelurahan, Pemkot hanya memiliki 38 PL KB. Artinya dengan kondisi ini tidak semua kelurahan memiliki satu petugas PL KB. Beberapa PL KB terpaksa harus dobel mengampu dua kelurahan.

“Meski double job, mereka [PL] KB sudah mumpuni,” katanya.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan guna menyukseskan program KB di Solo, setiap tahun akan dicanangkan satu Kampung KB di setiap kecamatan. Dia berharap pencanangan Kampung KB bisa menekan laju pertumbuhan penduduk.

Tahun lalu, Kampung KB dicanangkan di wilayah Pucangsawit. Wilayah pinggiran Kota Solo ini menjadi sasaran pertama Pemkot untuk menjadi pilot project  pembentukan Kampung KB.

“Saya tidak ingin pencanangan hanya sebatas seremonial dan berhenti di jalan, tapi harus terus berjalan. Yang sekarang punya anak 1, diatur agar maksimal 2. Kalau sudah 2 dijaga, distop. Jika nanti tambah lagi, maka program ini gagal,” katanya.

Setelah menggalakkan program KB, Pemkot juga mewacanakan pencabutan bantuan kesehatan bagi anak ketiga atau diatasnya. Alternatif pencabutan bantuan kesehatan dinilai bakal berpengaruh besar terhadap pengendalian jumlah penduduk. Dengan kebijakan itu setiap keluarga akan menjaga untuk memiliki keturunan maksimal dua anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya