SOLOPOS.COM - Puluhan PKL TSTJ Solo beraudiensi dengan wakil rakyat untuk menyampaikan aspirasi mereka yang hendak dipindah ke pasar tradisional. Audiensi berlangsung di Gedung DPRD Solo, Jumat (30/9/2022). (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Nasib pedagang menempati lapak objek wisata Taman Satwa Taru Jurug atau TSTJ Solo hingga kini masih menggantung, belum ada kejelasan. Pemkot dan DPRD Solo masih berseberangan terkait penanganan para pedagang tersebut.

Para pedagang pun belum mau membongkar lapak mereka meskipun ada proses pembangunan revitalisasi TSTJ oleh investor dari PT Taman Safari Indonesia. Para pedagang menunggu sampai ada keputusan yang jelas sebelum membongkar lapak mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu disampaikan Perwakilan Paguyuban Bakul Taman Jurug, Sarjuni, 67, saat dihubungi Solopos.com, Senin (17/10/2022). Sarjuni mengatakan Pemkot Solo belum sepaham dengan DPRD mengenai nasib pedagang TSTJ.

“DPRD memihak masyarakat [pedagang] namun Wali Kota Solo berseberangan,” ujarnya. Dia menjelaskan Dinas Perdagangan Kota Solo dan Direktur TSTJ Bimo Wahyu Widodo menemuinya belum lama ini.

Mereka meminta agar pedagang membongkar lapak namun pedagang menolak. “Belum ada satu pun lapak yang dirusak,” jelasnya.

Baca Juga: Soal PKL TSTJ, DPRD Solo Ingatkan Pemkot Pentingnya Nguwongke Uwong

Dia mengatakan akan merobohkan lapak apabila sudah ada kepastian bahwa para pedagang nantinya bisa berjualan kembali saat revitalisasi TSTJ rampung. Terpisah, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjelaskan belum ada keputusan mengenai nasib pedagang TSTJ.

“Ditunggu wae alon-alon. Iki rodo angel,” jelasnya. Dia mengatakan Pemkot Solo masih membuka ruang diskusi. Namun, Wali Kota Solo menegaskan yang penting pedagang tidak menganggu proses pembangunan.

“Wis ben ngono sik. Pak direktur biar ngobrol lagi sama pedagang-pedagang. Kami enggak maksa. Asalkan enggak mengganggu pembangunan. Kami carikan tempat yang kiranya pas untuk beliau-beliau,” ujarnya. 

Baca Juga: Wali Kota Solo Gibran Tawarkan Selter Manahan, PKL TSTJ Tetap Tak Mau Pindah

TSTJ Solo Naik Kelas

Seperti diketahui, Pemkot Solo berencana memindahkan para pedagang di TSTJ ke sejumlah pasar tradisional secara permanen. Gibran beralasan setelah revitalisasi nanti, TSTJ menjadi objek wisata yang naik kelas.

Jika pedagang ingin bisa berjualan TSTJ, Gibran mengarahkan mereka juga harus mau naik kelas dengan mengikuti pelatihan yang diberikan Pemkot Solo.

Di sisi lain, pedagang menolak rencana Pemkot memindahkan mereka ke pasar tradisional. Alasannya mereka sudah puluhan tahun berjualan di objek wisata itu. Jika pindah ke pasar tradisional mereka yang mulai dari awal dan bukan tidak mungkin harus mengubah barang dagangan menyesuaikan lokasi.

Baca Juga: Paguyuban PKL Selter Manahan Solo Tolak Penempatan Pedagang TSTJ

Mereka sempat mengadukan masalah itu saat audiensi dengan Komisi II DPRD Solo. Para legislator mendukung aspirasi para pedagang. Pemkot kemudian menawarkan opsi lain yakni memindahkan pedagang TSTJ ke selter Manahan.

Namun, tawaran itu ditolak baik oleh pedagang TSTJ maupun pedagang selter Manahan. Para wakil rakyat berharap Pemkot memberikan tempat atau zona bagi pedagang agar bisa tetap berjualan di objek wisata itu.

Ketua Komisi II DPRD Solo Honda Hendarto bahkan sampai mengingatkan Pemkot agar dalam penataan pedagang itu tetap mengedepankan prinsip memanusiakan manusia. Selain itu agar setiap rencana dikomunikasikan terlebih dahulu dengan pihak-pihak terkait agar tidak terjadi gejolak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya