SOLOPOS.COM - Pengunjung tiba di pintu masuk Wisata Soko Langit, Desa Conto, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Senin (17/8/2020) lalu. Mereka tak bisa masuk karena tempat wisata ditutup. (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Sejumlah tempat wisata di Wonogiri tak akan langsung dibuka, meski Pemerintah Kabupaten ke depan sudah mengizinkan buka. Pengelola tempat wisata Wonogiri akan mempertimbangkan risiko penularan Covid-19 di kecamatan terlebih dahulu, sebelum memutuskan buka.

Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Wonogiri berencana membolehkan pengelola membuka tempat wisata. Hal tersebut sudah dibahas Satuan Percepatan Penanganan Covid-19 Wonogiri, belum lama ini. Saat itu pembahasan sudah mengerucut pada kesepakatan untuk mengizinkan tempat wisata dibuka. Keputusan akhir akan diambil melalui rapat Satgas, awal pekan ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gunung Merapi Luncurkan Guguran Material ke Kali Lamat Sejauh 1 Km

Pengelola Wisata Pasar Doplang Slogohimo, Wonogiri, Abdul Wahid Ahmadi, kepada Solopos.com, Minggu (22/11/2020), menyampaikan jika Pemkab sudah mengizinkan tempat wisata dibuka pihaknya tak akan gegabah. Pengelola akan melihat risiko penularan Covid-19 di Slogohimo terlebih dahulu.

Oleh karena itu pengelola akan berkoordinasi dengan Satgas Slogohimo. Apabila penularan Covid-19 di Slogohimo mengkhawatirkan sehingga pembukaan tempat wisata dinilai belum memungkinkan, pengelola akan mematuhinya. Dia berharap Slogohimo termasuk kecamatan yang aman.

“Tentu kami tak akan mengesampingkan peranan Satgas tingkat kecamatan. Justru sejak awal kami selalu berkoordinasi,” kata Abdul.

Setelah Pilkada

Dia melanjutkan, apabila izin Pemkab keluar sebelum 9 Desember 2020 mendatang, tempat wisata yang menyuguhkan berbagai penganan tradisional itu tetap belum akan dibuka, meski Satgas memberi lampu hijau. Pengelola memilih akan membuka pasar yang “mengharamkan” plastik tersebut setelah 9 Desember atau pemungutan suara pilkada. Sebab, pengelola tak ingin keramaian pengunjung dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk kepentingan politik.

“Lebih baik kami membuka setelah pilkada agar tidak ada beban apa pun. Pasar Doplang harus steril dari kegiatan politik. Biarkan usaha wisata berjalan tanpa dicampuri urusan politik,” imbuh Abdul.

Terpisah, pengelola Wisata Dam Gajah, Sidoharjo, Agus Setiyono, menyampaikan hal senada. Meski nanti Pemkab membolehkan tempat wisata dibuka, pengelola tidak akan langsung membuka Dam Gajah. Pengelola akan berkoordinasi dengan Satgas Sidoharjo terlebih dahulu.

Laskar Santri Sukowati Gelar Aksi Dukung Ulama & Tolak Radikalime

Terlebih, saat ini Sidoharjo berada di zona merah atau kecamatan dengan risiko penularan Covid-19 tinggi. Hal itu menyusul melonjaknya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster Pasar Sidoharjo.

“Saya sering berkoordinasi dengan pengelola tempat wisata lain di Sidoharjo membahas persiapan pembukaan operasional usaha wisata. Intinya, kami akan menyesuaikan situasi dan kondisi terlebih dahulu sebelum memutuskan membuka,” ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya