SOLOPOS.COM - Pemandangan bagian atap SDN 3 Patihan, Sidoharjo, Sragen, ambruk.

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menggulirkan rencana program SD unggulan di setiap kecamatan. Di sisi lain, masih ditemui sejumlah SD dengan fasilitas gedung yang tak memadai dan belum tersentuh perbaikan hingga atapnya ambruk.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen mencatat ada tiga SD yang bangunannya rusak. Dua SD di antaranya atapnya sudah ambruk, yakni SDN 3 Pelemgadung di Kecamatan Karangmalang dan SDN 2 Toyogo di Kecamatan Sambungmacan. Ada satu SD yang rawan ambruk, yakni SDN di wilayah Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengaku belum mengecek kondisi SD yang ambruk itu. Yuni, sapaan akrabnya, juga belum mengetahui SD tersebut sudah mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) atau belum. Ia mengatakan Disdikbud harus memetakan semua SD di Sragen yang dalam kondisi rawan ambruk.

Baca Juga: Atap Ruang Kelas SDN 2 Toyogo Sambungmacan Ambruk

“Kalau dananya mencukupi mestinya sebelum sekolah ambruk sudah dilakukan perbaikan. Di Disdikbud Sragen itu ada database tentang kondisi bangunan SD. Misalnya, gedung ini usia sekian tahun. SD ini usia sekian tahun dan sudah dapat DAK. Setelah lima tahun sekolah-sekolah itu sudah harus diperbaiki,” ujarnya saat ditemui wartawan, Senin (6/12/2021).

Yuni didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, mengatakan sebenarnya cara meminta DAK ke pusat itu dilakukan dengan membuat usulan SD A, B, C, berdasarkan prioritas kerawanan bangunan. Dia menduga begitu banyaknya data sekolah yang rusak dan belum diusulkan karena keterbatasan dana tetapi sudah masuk daftar panjang (long list) ternyata sudah keburu ambruk.

“Ambruknya, entah karena cuaca atau memang kualitas bangunan yang kurang baik, juga bisa,” katanya.

Baca Juga: Atap 2 Ruangan SDN 1 Toyogo Sragen Disangga Bambu, KBM Siswa Dipindah

Kondisi sejumlah SD yang rawan ambruk itu tidak berpengaruh pada program sekolah unggulan yang dimulai pada 2022. Yuni menerangkan sudah ditunjuk per kecamatan satu SD yang jadi unggulan. Dia menerangkan penunjukkan SD unggulan itu berdasarkan kriteria tertentu yang diatur dalam petunjuk pelaksana (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) yang ada.

“Dalam penentuan SD unggulan itu ada kriteria seperti penentukan sekolah penggerak. Program ini kami linierkan dengan program yang ada di pusat,” ujarnya.

Harapkan Bantuan Pusat

Sementara itu, Kepala Disdikbud Sragen, Suwardi, mengaku sudah memetakan SD yang rawan ambruk dan diupayakan untuk mendapatkan dana dari pemerintah pusat. Dia berharap masih ada dana dari pemerintah pusat.

Baca Juga: MTsN 4 Sragen, Satu-satunya Madrasah Adiwiyata di Bumi Sukowati

“Kalau tidak, nanti kami usulkan pada APBD Perubahan 2022. Semoga masih bisa dapat DAK. Jumlah sekolah yang ambruk dan rawan ambruk itu kecil dan sebenarnya sudah masuk dalam daftar prioritas, tetapi ada pengurangan dari pusat,” katanya.

Sementara terkait SD unggulan, ada beberapa kriteria penunjukkannya di tiap kecamatan. Dia mengatakan tahapan sekarang masuh tahapan finalisasi kurikulum muatan lokal. SD unggulan nanti diizinkan untuk menggunakan kurikulum sekolah penggerak plus muatan lokal.

“Jadi sekolah unggulan ini untuk SD dulu. Kalau SMP harapannya semua jadi sekolah unggulan. Untuk nama-nama SD sudah ada. SD yang ditunjuk bukan SD yang terbaik, tetapi SD yang berpotensi. Kalau SD terbaik sekarang tinggal menambah saja. Harapannya semua SD bisa jadi unggulan semua. Keberadaan SD unggulan ini tidak berpengaruh ke SD lainnya karena dibatasi maksimal dua rombongan belajar. Kalau tidak dibatasi yang SD lainnya bisa habis,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya