SOLOPOS.COM - Logo Kabupaten Sleman. (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Ratusan hotel dan belasan apartemen di wilayah ini lebih banyak menggunakan air dalam tanah

Harianjogja.com, SLEMAN-Masalah ketersediaan air di wilayah Sleman membutuhkan kajian baru. Pasalnya, ratusan hotel dan belasan apartemen di wilayah ini lebih banyak menggunakan air dalam tanah.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Kondisi tersebut dikawatirkan berdampak pada terjadinya land subsidence atau penurunan tanah terjadi juga di Sleman. Betapa tidak, dari sekitar 200 unit hotel berbintang di wilayah Sleman hanya sekitar 31 hotel saja yang menggunak air PDAM. Itupun hotel mengoombinasi penggunaan air PDAM dengan air dalam tanah. Jumlah tersebut belum termasuk sekitar 15 apartemen yang sebagian sudah beroperasi.

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala Bidang SDA Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUP-KP) Sleman Adi Muritno mengatakan, meski belum terlihat penurunan debit yang signifikan, penggunaan air dalam tanah yang tanpa kontrol dikawatirkan berdampak pada terjadinya land subsidence tersebut. “Kota Semarang sudah mengalami. Ini harus diwaspadai penggunaan air dalam tanah yang dilakukan berlebihan. Kalau cadangan air dalam tanah terus berkurang dampaknya terjadi penurunan tanah,” katanya kepada Harianjogja.com, Selasa (20/3/2018).

Penurunan tanah terjadi, didahului dengan adanya rekahan bangunan dan tanah di lokasi bangunan. Mata air di sekitar bangunan juga terus menyusut. Alhasil, kondisi tersebut dapat membahayakan warga di wilayah tersebut. “Saat ini memang belum terlihat. Dan butuh kajian untuk memastikan ketersediaan cadangan air. Apalagi Sleman selama ini menjadi daerah konservasi air,” jelasnya.

Penggunaan air tanah sendiri dibagi dalam dua kategori, yakni air tanah dangkal dengan kedalaman di bawah 20 meter dan air tanah dalam dengan kedalaman di atas 60 meter. Banyaknya penggunaan air tanah dalam perlu dikhawatirkan seiring bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan air untuk sektor non-pertanian seperti industri, jasa, perhotelan, apartemen, dan ruang usaha lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya