SOLOPOS.COM - Dusun Tegiri II di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kulonprogo ditetapkan sebagai Kampung Keluarga Berencana (KB) pada Senin (29/2/2016) kemarin.(Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Pemkab Kulonprogo kali ini menjatuhkan pilihan pada Dusun Tegiri II untuk membentuk kampung KB

Harianjogja.com, KULONPROGO-Demi mengoptimalkan program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), setiap kabupaten/kota diminta membentuk satu Kampung KB. Kulonprogo kemudian menjatuhkan pilihannya kepada Dusun Tegiri II di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Meski begitu, Tegiri II bukan dipilih karena memiliki capaian terbaik dalam program KKBPK. Tingkat kepesertaan KB di dusun tersebut justru diketahui cenderung rendah. Di sisi lain, jumlah keluarga yang dinyatakan belum memenuhi kriteria sejahtera juga sangat banyak, yaitu mencapai 134 KK atau 63,2 persen dari 212 KK yang ada.

“Memang salah satu alasannya karena masih banyak PUS yang belum ikut KB,” kata Kepala Dusun Tegiri II, Bejo, Senin (29/2/2016) lalu.

Bejo mengatakan, jumlah penduduk Tegiri II mencapai 637 orang. Sebanyak 242 diantaranya atau 121 pasangan suami-istri tercatat sebagai pasangan usia subur (PUS). Namun, hanya 54 pasangan yang sudah menjadi peserta KB atau baru sekitar 44,63 persen. Dia lalu berharap tingkat kepesertaan KB bisa meningkat secara bertahap setelah dusunnya ditetapkan sebagai Kampung KB.

Kampung KB juga tidak melulu tentang upaya pengendalian laju pertambahan penduduk. Kegiatannya bisa dipadukan dengan upaya pencapaian keluarga sejahtera, misalnya melalui Bina Keluarga Lansia (BKL), Bina Keluarga Balita (BKB), hingga kegiatan Kelompok Asuh Keluarga Binangun (KAKB).

“Kami juga berharap keluarga yang saat ini masih termasuk miskin bisa menjadi lebih sejahtera,” ucap Bejo.

Sementara itu, kader KKBPK di Tegiri II, Sujiyah mengaku jika program kerja Kampung KB belum selesai disusun. Meski demikian, dia sepakat jika misi Kampung KB bisa disampaikan dengan memanfaatkan berbagai forum dan kelompok yang sudah ada sebelumnya. “Selama ini sudah ada beberapa subprogram KKBPK, seperti BKL atau BKB. Kami bisa melakukan penyuluhan maupun kegiatan lain di situ,” ujar Sujiyah.

Sujiyah lalu berpendapat, warga Tegiri II sebenarnya sudah menyadari pentingnya program KB. Warga sudah tahu jika sudah bukan jamannya memiliki banyak anak. Jarak kelahiran antaranak juga sebaiknya tidak terlalu dekat. Namun, mereka tetap enggan menjadi peserta KB sehingga para kader harus lebih telaten dan sabar saat melakukan sosialisasi.

“Banyak yang suaminya merantau kerja di luar daerah bahkan luar negeri. Istri jadi berpikir tidak butuh KB karena ketemunya saja jarang,” ungkap perempuan 47 tahun itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya