SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono (kiri) berbincang dengan Wakapolres Karanganyar Kompol Purbo Adjar Waskito di lokasi talut sungai Siwaluh dekat jembatan Temu Ireng (Mireng) di Kelurahan Tegalgede, Karanganyar, Senin (16/11/202). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR – Pemkab Karanganyar berencana membangun talut Sungai Siwaluh di dekat Jembatan Temu Ireng (Mireng) di Kelurahan Tegalgede, Kecamatan/Kabupaten Karanganyar yang longsor.

Sebagaimana diketahui, talut setinggi sekitar 12 meter dan panjang sekitar 10 meter tersebut longsor, Senin (16/11/2021). Peristiwa itu menyebabkan 1 dari 6 pekerja tertimbun material talut. Hingga Selasa (16/11/2021) pagi, tubuh korban bernama Sastro Setu, 62, warga Popongan, Karanganyar, itu belum ditemukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Bupati Karanganyar Kunjungi Keluarga Korban Talut Longsor

Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan pembangunan talut oleh Pemkab Karanganyar itu dilakukan agar kualitas bangunan talut lebih baik sehingga menjamin keamanan penghuni di sekitarnya.

“Perlu evaluasi. Saya melihat posisi [talut] yang ada di lingkungan ini kalau dikerjakan sendiri pemilik lahan kualitasnya tidak bagus. Ini riskan. Talut lama-lama akan ambrol. DPU [Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang DPU PR Karanganyar] nanti menghitung. Sangat mungkin diintervensi [dibangun] oleh pemerintah,” ujarnya saat mengunjungi lokasi tersebut, Senin sore.

Di sisi lain, ia mengingatkan kepada warga masyarakat khususnya yang tinggal di bantaran sungai agar selalu mewaspadai situasi sungai di sekitarnya. Masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan-kegiatan/pembangunan yang dapat menimbulkan risiko, terlebih di musim penghujan.

Baca Juga: Hujan, Pencarian Korban Talut Longsor Karanganyar Dihentikan

Di mana pada saat itu arus sungai menjadi lebih deras dan menggerus tebing, bangunan talut, atau bangunan lain yang dilaluinya.

“Bagi warga yang tinggal di bantaran sungai agar perlu ada deteksi dini, jangan sampai pembangunan yang tidak dikoordinasikan itu menyebabkan kerawanan berikutnya. Kalau kondisi tidak hujan memang terasa aman-aman saja. Tapi kalau hujan justru bahaya,” imbuhnya.

Imbauan kewaspadaan itu juga ia sampaikan kepada warga masyarakat di wilayah rawan bencana tanah longsor seperti di Kecamatan Ngargoyoso dan Jenawi. Warga diimbau tidak memangkas tebing tanpa perhitungan.

Baca Juga: Tim SAR Karanganyar Gunakan Anjing Pelacak Cari Korban Talut Longsor

“Di Ngargoyoso dan Jenawi saya sampaikan. Bapak, Ibu di saat kemarau mungkin alam terlihat indah kalau [tebing] belakang rumah dikeprasi [dipangkasi]. Tapi jangan lupa kalau di musim penghujan bisa longsor. Itu [harus dipetimbangkan] posisinya seperti apa. Kontur tanah harus dipertimbangkan karena itu bisa menjadi penyebab bencana alam,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya