SOLOPOS.COM - Salah satu pedagang sayur di Pasar Boyolali, Marni, 47, Rabu (7/9/2022). Ia mengungkapkan harga cabai keriting merah naik drastis menjadi Rp80.000 per kilogram. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Harga komoditas sayur seperti cabai rawit, cabai keriting, dan bawang merah di Pasar Boyolali Kota terpantau mengalami lonjakan pada Rabu (7/9/2022). Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Boyolali menilai kenaikan tersebut masih wajar.

Kepala Disdagperin Boyolali, Karseno, mengungkapkan timnya memantau perkembangan harga komoditas pokok di pasar setiap hari .

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Hari ini sayur naik tapi masih wajar. Seandainya lonjakan harga signifikan dan tidak ada aturan, kami akan bekerja sama dengan Bulog. Ekspansinya ke situ. Jangan sampai harga di atas HET [Harga Eceran Tertinggi]. Ini kan masih standar,” terang dia saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Rabu.

Karseno mengungkapkan Tim Satgas Pangan Boyolali terus mengawasi harga pangan dan potensi adanya penimbunan barang. Sejauh ini, menurutnya, belum ditemukan adanya potensi penimbunan barang. Malah, tim mendapati harga telur turun dari Rp30.000 menjadi Rp27.000 per kilogram.

Saat disinggung mengenai daya beli masyarakat yang turun, Karseno mengungkapkan hal tersebut adalah sebuah siklus. “Daya beli masyarakat kan romantika, kadang naik, kadang turun. Ini harga naik nanti juga bakal ada penurunan harga,” terang dia.

Baca Juga: Harga BBM Naik: Bahan Pokok Masih Stabil, tapi Daya Beli Warga Boyolali Turun

Ia meminta masyarakat tetap tenang dengan adanya kenaikan harga, begitu pula dengan pedagang yang diminta tetap tenang dengan turunnya daya beli masyarakat.

Lebih lanjut, Karseno menilai kenaikan harga sayur juga hal dilematis. Hal ini dikeluhkan masyarakat, tapi menjadi berkah bagi para petani. “Jadi ini [kenaikan harga sayur] membuat petani di Selo dan sekitarnya semakin sejahtera. Kemudian kami juga positive thinking, masyarakat semakin paham pentingnya makan sayur,” kata dia.

Karseno juga menilai kenaikan harga sayur juga imbas dari rumah makan yang semakin ramai. Meski harga naik, ia menilai yang terpenting stok barang kebutuhan pokok di Boyolali harus aman dan jangan sampai kosong.

“Imbauannya mari petani jaga standar layak untuk jual-beli barang, sehingga antara pembeli dan penjual sama-sama enak. Kemudian para pedagang ayo mari saling tahu, kalau menaikkan harga dampak BBM ya yang wajar saja sehingga daya beli masyarakat bagus dan jangan menimbun. Pembeli juga tidak usah panik, belilah sesuai kebutuhan,” kata Karseno.

Baca Juga: Harga Pangan Naik, Pedagang Boyolali: Pembeli Banyak yang Mengeluh

Sementara itu, salah satu pedagang sayur di Pasar Boyolali Kota, Marni, 47, mengatakan harga cabai mengalami lonjakan harga sejak tiga hari yang lalu.

Ia menduga kenaikan harga terjadi karena kenaikan harga BBM sekaligus panen petani yang sedikit. “Untuk cabai keriting naik drastis, dari Rp60.000 menjadi Rp80.000 per kilogram. Kemudian cabai rawit dari Rp40.000 jadi Rp60.000 per kilogram. Bawang merah kemarin harganya Rp25.000 menjadi Rp30.000 per kilogram,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya