SOLOPOS.COM - Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto, saat diwawancara wartawan seusai upacara peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-77 PGRI di Pendapa Gedhe Kabupaten Boyolali, Jumat (25/11/2022). Ia menyatakan guru non-ASN yang masuk kategori K2 dan non-K2 mendapatka tunjangan kesra dari Pemkab. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali memberikan tunjangan kesejahteraan (kesra) dalam rangka peningkatan kesejahteraan guru non-Aparatur Sipil Negara (ASN) di Boyolali,

“Jadi guru K2 dan non-K2 ada tunjangan kesra dari Pemkab. Kesra itu insentif,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto, kepada Solopos.com seusai upacara peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Alun-Alun Kidul Boyolali, Jumat (25/11/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Darmanto menjelaskan bagi guru yang masuk kategori II atau K2 memperoleh tunjangan kesra setiap bulannya Rp2 juta per orang. Kemudian, untuk guru non-K2 mendapatkan tunjangan setiap tiga bulan sekali sebesar Rp1,2 juta per orang.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com dari Disdikbud Boyolali, anggaran untuk kesra bagi non-K2 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) murni sebesar Rp7.704.400.000 dan APBD perubahan Rp1.245.600.000.

Dengan begitu, total anggaran ada Rp8.950.000.000 dengan jumlah penerima tunjangan kesra non-K2 pada triwulan III 2022 sebanyak 1.183 guru. Kemudian, untuk K2 ada sejumlah 278 orang.

Baca juga: Tak Hanya ASN, TKPK Pemkot Solo juga Bisa Daftar Beli Rumah DP 0%

“Jadi selain dapat gaji dari sekolah, dapat juga dari tunjangan kesra,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, total ada sekitar 7.000 guru dari sekolah negeri dan swasta di Boyolali. Darmanto tak menyatakan gamblang jumlah tersebut kurang atau berlebih karena menurutnya diperlukan analisis lebih mendalam.

“Kalau toh kurang di tempat tertentu, di tempat yang lain lebih. Semua butuh penataan dan analisis. Itu [7.000 guru] bisa dikatakan cukup, kalau ada tempat-tempat tertentu yang kurang karena masih proses penataan saja,” kata dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan tantangan para guru amat berat setelah pandemi melanda dan sekolah luring sempat terhenti selama hampir dua tahun.

“Meskipun sudah membaik, tapi tugas kami amatlah berat yaitu mitigasi dampak pandemi terhadap dunia pendidikan,” kata dia.

Baca juga: Hari Guru Nasional: Cerita Bupati Boyolali Lahir dan Besar dari Keluarga Guru

Lebih lanjut, terkait kebutuhan guru di Boyolali, Darmanto mengatakan masih diperlukan analisis yang mendalam.

Hal tersebut karena jumlah guru yang dinamis karena setiap bulan ada guru yang pensiun. Sehingga diperlukan pengamatan setiap bulannya.

“Tentunya sesuai dengan arahan Pak Bupati, kami adakan penataan supaya layanan bisa berjalan dengan baik di seluruh Boyolali. Tidak boleh ada satu anak pun yang tidak mendapatkan layanan pendidikan. Ini urusan wajib bagi kita semua,” kata dia.

Selain itu, masalah yang dihadapi adalah kelebihan guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Akan tetapi, ia mengatakan karena saat ini pembelajaran menggunakan tematik sehingga guru yang berlebih tersebut bisa ditugaskan ke yang lain.

Sementara itu, Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, menyatakan terkait peningkatan kesejahteraan guru non ASN di Boyolali, Pemkab selalu mengikuti arahan dari pemerintah pusat.

Baca juga: Sambut Hari Guru, SDN Sugihan 3 Tengaran Bagikan Hasil Bumi

“Kalau berkaitan dengan kesejahteraan, saya kira kesejahteraan guru dan pendidik berangsur-angsur, dari tahun ke tahun, perhatian pemerintah sudah cukup baik,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya