SOLOPOS.COM - Ilustrasi Mudik (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, BOYOLALI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali akan mengantisipasi potensi peningkatan kasus Covid-19 saat momentum mudik Lebaran tahun ini. Di Boyolali, kasus Covid-19 akan cenderung meningkat banyak saat momentum libur panjang.

Belum lama ini pemerintah pusat telah menyampaikan larangan mudik Lebaran tahun ini. Tujuan larangan sebagai upaya menekan laju penambahan kasus baru Covid-19. Meski begitu Pemkab Boyolali tetap melakukan antisipasi untuk menekan pertumbuhan kasus Covid-19 di masa mudik nanti. Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan, mengatakan saat ini Pemkab Boyolali masih mengkaji teknis antisipasinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Kami tentu mengikuti arahan pemerintah pusat. Namun secara rinci untuk langkah antisipasi, saat ini masih dikaji," kata dia, Rabu (31/3/2021).

Baca juga: Tanpa Open House, Warga Cepogo Boyolali Tetap Gelar Sadranan

Ekspedisi Mudik 2024

Termasuk jika ternyata pada masa mudik nanti tetap ada pergerakan masyarakat dari luar daerah masuk ke Boyolali.

Sedangkan dari sisi kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengatakan untuk mengantisipasi pertambahan kasus, saat ini fasilitas kesehatan khusus Covid-19 masih diaktifkan.

"Rumah sakit darurat [yang saat ini disebut Bangsal Brotowali II] tetap aktif. Dukungan rumah sakit swasta juga sudah diperkuat. Sudah semakin banyak yang mampu dan bisa melayani kalau ada tambahan kansus," kata dia.

Diketahui saat ini selain RSUD Pandan Arang dan RSUD Waras Wiris, ada RSU Hidayah, PKU Aisyiyah, RSU Indriati dan RSU Umi Barokah yang juga memiliki bangsal khusus Covid-19. Total kapasitas ruang isolasi di rumah sakit saat ini ada 144 tempat tidur. Per tanggal 30 Maret 2021, keterisian bangsal Covid-19 tersebut ada 47 orang atau 33%.

Baca juga: Mudik Lebaran Dilarang, Ini Sikap Paguyuban Kaum Boro Wonogiri

Jika nantinya dibutuhkan pos-pos kesehatan untuk mengantisipasi pemudik, pihaknya juga akan menyiapkan. Dia mengatakan sejauh ini adanya masa liburan selalu diikuti dengan peningkatan kasus yang cukup banyak.

"Selalu, saat ada liburan panjang, selalu ada kecenderungan peningkatan kasus. Itu yang harus diantisipasi," kata dia, belum lama ini.

Baca juga: Tetap Tenang! Simak 3 Cara Melacak HP yang Hilang

Perwakilan komunitas penyintas Covid-19 Konco Sehati Donohudan, Sutrisno, setuju jika ada larangan mudik tahun ini. Hal itu diperlukan untuk mengantisipasi ledakan jumlah kasus positif Covid-19.

"Dulu satu angkatan saya ada 317 orang [di Asrama Haji Donohudan]. Itu saat liburan tahun baru. Maka ketika ada anjuran pemerintah mudik dilarang, ya saya setuju dari pada menambah persoalan baru. Sebab waktu akhir tahun lalu juga terbukti. Kekhawatiran kami kalau ini dilepas, perkembangannya akan pesat lagi," kata dia belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya