SOLOPOS.COM - Tabung gas elpiji 3 kg. (Solopos-dok)

Solopos.com, BANTUL — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM), Perindustrian dan Perdagangan akan terus melakukan pemantauan ke agen dan pangkalan elpiji 3 kg (kilogram) atau gas bersubsidi.

Hal ini sebagai bentuk antisipasi akan terjadinya migrasi pengguna gas non subsidi atau LPG 12 kilogram dan brighat gas 5,5 kilogram ke gas 3 kilogram atau gas bersubsidi karena adanya kenaikan harga gas non subsidi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagaimana diketahui saat ini terjadi kenaikan LPG 12 kilogram dan Bright Gas 5,5 kilogram. Khusus DIY harga terbaru Bright Gas 5,5 kilogram sebesar Rp88.000 dan LPG 12 kilogram Rp187.000.

Baca juga: Tenang, Pertamina Tak Akan Naikkan Harga Elpiji Subsidi 3 Kilogram

Ekspedisi Mudik 2024

Zuhriyatun Nur Handayani selaku Sub Koordinator Kelompok Subtansi Pengendalian Barang Pokok dan Penting, Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Bantul mengatakan telah memantau beberapa pangkalan. Potensi perpindahan pengguanaan LPG akibat dari kenaikan harga LPG non subsisi belum terlihat signifikan karena masing-masing pangkalan sudah memiliki konsumen sendiri-sendiri.

“Belum ada imbas. Tetapi tetap dipantau seiring berjalannya waktu,” kata Zihriyatun Nur Handayani, saat dihubungi Jumat (4/3). Namun demikian perempuan yang akrab disapa Nani ini menyatakan akan terus berkoordinasi dengan Pertamina dan Hiswana Migas terkait kemungkinan adanya migrasi di tingkat pengecer.

Ia memastikan untuk tingkat agen dan pangkalan kemungkinan adanya penambahan pelanggan yang awalnya menggunakan gas non subsidi ke gas subsidi dapat diketahui karena mereka memiliki catatan data pelanggan. “Kalau yang tidak bisa diawasi itu pengecer, tidak ada catatan,” ucap Nani.

Baca juga: Pekan Ini Ada Operasi Pasar 20.100 Liter Minyak Goreng, Ini Lokasinya

Lebih lanjut Nani mengatakan tahun ini pihaknya mendapatkan tambahan kuota LPG 3 kilogram atau gas bersubsidi sebanyak 33.593 metrik ton atau setara dengan 11.197.670 tabung. Kuota ini meningkat 3% dibanding kuota pada 2021 sebanyak 32.238 metrik ton atau setara 10.746.080 tabung.

Menurut Nani, penambahan kuota itu tidak ada kaitannya dengan kemungkinan adanya migrasi penggunaan gas LPG non subsidi ke gas bersubsidi, namun karena murni adanya peningkatan konsumsi gas elpiji 3 kg dari tahun ke tahun.

“Penambahan kuota bukan karena kenaikan tapi biasanya tiap tahun ada kenaikan karena ada penambahan agen dan pangkalan,” ujar Nani.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya