SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Kalangan pengurus partai politik (parpol) yang lambangnya terpasang dalam spanduk provokatif di sejumlah titik di Kabupaten Boyolali, Senin (26/11/2013), mengaku tak tahu-menahu tentang pemasangan spanduk tersebut.

Ketua DPC PKS Boyolali, Syaifudin, menegaskan pihaknya tidak tahu-menahu tentang pemasangan lambang parpolnya di spanduk tersebut. “Secara struktural tidak ada. Kami tidak pernah menginstruksikan pemasangan spanduk tersebut. PKS ingin damai, ndak suka dengan ancam-mengancam. Negara Indonesia negara hukum, ada aturannya,” tegas Syaifudin kepada wartawan di Boyolali, Selasa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia, perihal lambang parpol yang terpasang di spanduk tersebut, bisa saja diambil dan dipakai siapa pun. Dia sangat menyayangkan munculnya spanduk provokatif tersebut, termasuk indikasi mobilisasi pegawai negeri sipil (PNS), intimidasi aparat, dan lain-lain.

“PKS sangat menginginkan suasana menjelang hajatan besar bangsa, yaitu pemilu legislatif [pileg] 2014 dan pemilihan presiden (pilpres) dengan suasana yang tenang, saling menghargai perbedaan. Tidak ada intimidasi aparat, terutama di desa-desa, tidak ada mobilisasi dan tekanan terhadap PNS karena PNS memang harus netral,” tandasnya.

Ditemui secara terpisah, Ketua DPC Partai Demokrat Boyolali, Sujadi, menyampaikan pernyataan senada. Pihaknya menyatakan tidak mengetahui pemasangan spanduk tersebut. Menyikapi hal itu, pihaknya meminta masyarakat bijaksana dan tetap menjaga kondusivitas. “Karena kita ini kan semua masyarakat Boyolali adalah saudara dan keluarga, sehingga saya menilai tidak perlu terpengaruh hal itu,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris DPD PAN Boyolali, Turisti Hindriya, menyatakan secara personal maupun institusional pihaknya tidak mengetahui siapa pemasang spanduk tersebut.

“Kami juga tidak nyaman dalam bahasa yang digunakan. Bukan tipikal kami menyampaikan uneg-uneg seperti itu. Andai boleh jujur, mayoritas pengurus dan seluruh pengurus PAN di tingkat kecamatan hingga tingkat desa merasakan kekecewaan yang mendalam terhadap adanya kooptasi pemerintahan di Boyolali. Perasaan tidak nyaman memang sangat dirasakan jajaran PAN di tingkat akar rumput, mereka menyebut penguasa sangat arogan dan semena-mena,” bebernya.

Sementara Ketua DPD II Partai Golkar Boyolali, Fuadi, juga mengaku tidak tahu pemasangan spanduk tersebut. Menurut dia, pemasang spanduk tersebut hanya orang yang ingin tenar. “Tapi sayangnya, kok menyangkut partai-partai lain?” tandas Fuadi.

Ketua DPC Partai Hanura Boyolali, Maryoto juga menyatakan tidak tahu pemasangan spanduk itu. “Dalam konteks pemilu, Partai Hanura mengedepankan sikap santun,” katanya.

Ditemui terpisah, Kapolres Boyolali, AKBP Budi Haryanto, hingga kemarin pihaknya belum menerima laporan atau pengaduan dari jajaran pengurus parpol bersangkutan. “Sejauh ini belum ada. Kami juga belum tahu terkait pemasangan spanduk itu arahnya kemana , ya kami tunggu saja perkembangan,” kata Kapolres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya