SOLOPOS.COM - Sejumlah simpatisan Partai Amanat Nasional (PAN) mengenakan topeng Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa dalam kampanye PAN di GOR Bimasakti, Malang, Jawa Timur, Sabtu (22/3/2014) lalu. (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa menyatakan partainya membuka peluang untuk berkoalisi dengan PDIP pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014.

“Hubungan antara PAN dan PDI Perjuangan selama ini cukup baik, komunikasi terus terjalin, sehingga kemungkinan untuk koalisi sangat terbuka,” kata Hatta di di Kendari, Minggu. Hatta mengatakan partainya hanya tidak akan berkoalisi dengan partai yang pernah tidak konsisten dengan kesepakatan koalisi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara itu Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Bali, Sabtu (22/3/2014), mengingatkan simpatisan partainya mengawal proses pemungutan suara pemilu legislatif pada 9 April mendatang. Mega khawatir adanya kecurangan pada pemilu kali ini.

Mega meminta simpatisan dan pendukung PDIP memenangkan pemilu legislatif guna memuluskan langkah Jokowi ke Istana. Sementara itu mengenai koalisi, PDIP menegaskan tidak akan berkoalisi dengan Golkar.

“Kalau komunikasi, tentu kami terbuka dengan semuanya. Namun kami enggak mau GR dulu,” ujar ketua DPP PDIP Maruarar Sirait di Jakarta, Minggu.

Menurut Maruarar memang beberapa partai sudah datang, tapi PDIP belum akan membicarakan soal koalisi. Yang jelas, PDIP tidak akan berkoalisi dengan Golkar. “Yang pasti tidak dengan Golkar, karena kami sama-sama punya capres yang diajukan,” jelasnya.

“Saya malah menantang berani tidak Golkar jadi oposisi jika kalah? Selama ini kan Golkar selalu jadi partai pemerintah,” imbuhnya.

Golkar sebagai partai yang diyakini akan menjadi saingan berat PDIP, bahkan sudah menyiapkan skenario jika Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie kalah dalam pilpres mendatang.

”Kalau tahun ini kami kalah, kami akan persiapkan untuk 2019. Jadi kami malah punya banyak waktu untuk mempersiapkan strategi pemenangan di 2019,” ujar politikus Golkar, Indra J. Pilliang.

“Kami tidak akan mengevaluasi soal pencapresan Bang Ical (Aburizal). Hal itu sudah jadi komitmen bersama dan di internal partai tidak ada yang elektabilitasnya melebihi Bang Ical,” ungkapnya.

Namun Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Musfihin Dahlan mengakui pencapresan Jokowi berpengaruh pada konstelasi di internal Partai Golkar.

“Ada wacana-wacana di internal, jika Partai Golkar perolehan suaranya kurang dari 20 persen pada pemilu legislatif, penetapan calon presiden pada Aburizal Bakrie bisa dievaluasi lagi pada Rapimnas, setelah pemilu legislatif,” katanya. (JIBI/SoloposAntara/Detik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya