SOLOPOS.COM - Suasana Uji coba pembelajaran tatap muka atau PTM di SMAN 1 Wonogiri, Senin (12/4/2021). (Solopos/M Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI—Pemilihan peserta pembelajaran tatap muka (PTM) yang berangkat dan pulang sekolah naik angkutan umum dinilai tidak bisa serta merta dilakukan. Pada prinsipnya hal tersebut dipandang dapat diterapkan, tetapi secara bertahap.

Hal itu disampaikan pihak sekolah menyikapi pernyataan Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, yang memberi sinyal membolehkan siswa peserta PTM berangkat dan pulang sekolah naik angkutan umum.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala SMAN 2 Wonogiri, Sumanto, kepada Solopos.com, Selasa (28/9/2021), menyampaikan sekolahnya selalu mematuhi kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri terkait PTM di tengah pandemi Covid-19. Selama Pemkab dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 belum mengizinkan PTM, SMAN 2 Wonogiri menaatinya.

Baca Juga: Hore! Tes Antigen untuk Syarat Nikah di Klaten Gratis Mulai 1 Oktober

Hingga akhir September ini pun sekolah yang dikepalainya belum menggelar PTM, meski sejatinya sudah sangat siap. Jika sekolah-sekolah sudah diizinkan menggelar PTM, lelaki yang akrab disapa Manto itu menginformasikan kegiatan di SMAN 2 Wonogiri akan dilaksanakan secara terbatas untuk mencegah penularan Covid-19.

Pembatasan penting karena menyangkut keselamatan jiwa. Mekanismenya merujuk pada standar operasional prosedur (SOP) yang digunakan saat uji coba pada 2020 lalu, termasuk ihwal penentuan peserta PTM.

Siswa yang dipilih hanya yang memenuhi persyaratan, seperti sehat, berangkat dan pulang sekolah secara mandiri (jalan kaki, mengendarai kendaraan sendiri, diantar orang tua), dan orang tua mengizinkan. Berdasar angket yang dibagikan, dari total 1.274 siswa sebanyak 600-an orang di antaranya memenuhi syarat.

Baca Juga: Beasiswa Mahasiswa Berprestasi Wonogiri Batal Dihentikan, Ini Alasannya

 

Dibatasi

“Akses menuju dan pulang sekolah menjadi salah satu syarat untuk meminimalisasi penularan Covid-19. Siapa saja bisa menumpang angkutan umum. Pada sisi lain, pengawasan penerapan prokes [protokol kesehatan] di dalam angkutan umum minim. Ini membuat risiko penularannya tinggi. Jadi pada tahap awal PTM terbatas nanti kami mengutamakan siswa yang berangkat dan pulang sekolah tak naik angkutan umum terlebih dahulu,” kata Sumanto saat dihubungi.

PTM tak dilaksanakan secara terus menerus, tetapi dibatasi waktu tertentu. Misalnya, per dua pekan setelah itu dievaluasi untuk memperbaiki hal-hal yang kurang.

Apabila dalam perjalannya nanti ada banyak siswa yang sebelumnya tak diizinkan orang tua menjadi diizinkan mengikuti PTM, tetapi berangkat dan pulang sekolahnya naik angkutan umum, Sumanto akan mengkajinya terlebih dahulu. Dia menyebut perlu meminta komitmen orang tua dan siswa terlebih dahulu.

Baca Juga: PTM di SMKN 3 Klaten Tak Terapkan Sistem Sif Pagi-Siang

Tidak menutup kemungkinan ada orang tua yang bersedia mengantarkan dan menjemput siswa atau membolehkan anak indekos di dekat sekolahan.

Namun, apabila karena kendala tertentu mengharuskan siswa naik angkutan umum, penentuan siswa bersangkutan tetap harus selektif. Siswa yang dipilih perlu dibatasi.

Jika tidak dibatasi akan ada banyak siswa dari berbagai sekolah bertemu di angkutan umum. Tak kalah pentingnya, pihak terkait mestinya memperketat protokol kesehatan di dalam angkutan umum.

Baca Juga: Jelang Pengeringan Colo Barat, Petani Selogiri Tak Khawatir

 

Lintas Sektoral

Contohnya, keterisian penumpang maksimal separuh dari daya tampung agar penumpang bisa menjaga jarak, sopir dan penumpang harus memakai masker, dan sebagainya.

“Hal ini pun perlu dikomunikasikan dengan pelaku usaha angkutan umum. Mau tidak mereka membatasi jumlah penumpang. Mau tidak menerapkan protokol kesehatan ketat. Tapi saya yakin nanti akan ada solusinya,” imbuh Sumanto.

Terpisah, Kepala SMPN 1 Ngadirojo, Hartanto, menyatakan bakal mengikuti kebijakan Pemkab Wonogiri. Apabila ke depan secara resmi Pemkab membolehkan siswa yang mengikuti PTM berangkat dan pulang naik angkutan umum, menurut dia perlu ada keterlibatan lintas sektoral, bukan hanya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).

Baca Juga: PHRI Boyolali Minta Hotel dan Restoran Bersertifikat CHSE, Apa itu?  

Hal itu untuk memastikan penerapan protokol kesehatan di angkutan umum dijalankan dengan disiplin.

Sebelumnya, Bupati Joko Sutopo mengisyaratkan siswa boleh menumpangi angkutan umum untuk berangkat dan pulang sekolah saat nanti PTM digelar. Pelajar dan masyarakat umum sudah terlindungi dari Covid-19 lantaran sudah divaksin.



Langkah itu bagian dari upaya memulihkan ekonomi di tataran usaha transportasi. Menurut dia, pencegahan penularan Covid-19 dan pemulihan ekonomi mestinya berjalan beriringan.

Baca Juga: Kasus Arisan Online Boyolali Rp400 Juta Ditangani Polda Jateng

Terkait PTM, dia memastikan PTM di berbagai jenjang pendidikan akan digelar setelah seluruh sasaran tervaksinasi, agar terbentuk kekebalan komunal. Total sasaran vaksinasi di Kabupaten Wonogiri tercatat 855.663 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya