SOLOPOS.COM - Boy Rafli Amar (JIBI/Solopos/dok)

Pemerkosaan Manado masih diselidiki. Hasilnya, dari pemeriksaan para saksi, belum ada gambaran terjadi pemerkosaan.

Solopos.com, JAKARTA — Polisi masih menyelidiki kasus dugaan perkosaan terhadap V, gadis usia 19 tahun oleh 19 pemuda di Manado. Sudah ada 5 saksi yang diperiksa, namun hasilnya belum ada petunjuk terjadi pemerkosaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sejauh ini ada pemeriksaan 5 saksi termasuk juga pemeriksaan ahli, [visum] repertum dari pihak rumah sakit,” kata Kadiv Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jl. Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/5/2016), dikutip Solopos.com dari Detik.

Dari pemeriksaan sementara terhadap para saksi, lanjut Boy, belum diperoleh gambaran bahwa ada terjadi peristiwa pemerkosaan. Sedangkan dari hasil pemeriksaan visum, kata Boy, data yang diperoleh tidak mendukung bahwa baru terjadi tindak pidana pemerkosaan.

“Artinya dokter itu memiliki kondisi-kondisi tertentu jika memang itu adalah akibat dari tindak pidana pemerkosaan,” sambungnya.

Namun begitu, Boy menegaskan bahwa pihaknya masih mendalami laporan itu untuk memastikan kebenarannya. Boy mengatakan, dugaan pemerkosaan itu dilaporkan pada 30 Januari 2016 oleh pelapor yang mengaku sebagai orangtua korban.

“Jadi kalau boleh saya sebut inisialnya [korban] STC. Orang tuanya inisial R, melaporkan ke Polresta Manado,” tutupnya.

Penanganan kasus pemerkosaan terhadap gadis Manado ini juga mengarah pada penyelidikan dugaan keterlibatan polisi. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti juga menegaskan telah menerjunkan Tim Propam Polri untuk menyelidiki dugaan itu.

“Iya dugaan dua oknum itu informasinya yang berkembang seperti itu. Tapi kan kita belum bisa mendapatkan identitas yang pasti siapa orangnya. Itu yang harus dilakukan penyelidikan,” kata Badrodin di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa.

“Itu makanya Propam turun ke sana untuk menyelidiki kemungkinan keterlibatan anggota Polri,” sambungnya.

Badrodin mengatakan, yang berkembang di media selama ini seolah-olah ada anggota Polri yang terlibat dalam kasus dugaan perkosaan itu. “Tetapi siapa, itu yang harus kita parjelas identitas nya,” ucapnya.

Sebelumnya, Kapolda Gorontalo Brigjen Pol Hengkie Kaluara menyatakan saat ini kasus itu sedang ditangani oleh Polda Sulawesi Utara.

“Kami mengikuti perkembangan kasus ini lewat media, penanganan oleh polisi selalu melihat proses yang harus dilalui. Sehingga, keterlambatan [penanganan kasus] ini bisa karena mereka tidak semata harus melihat dari locusnya, tapi bagaimana caranya menemukan, terkait saksi, konfirmasi dari korban, dan sebagainya,” kata Hengkie dalam wawancara live dengan TV One dari Gorontalo, Senin (9/5/2016).

Hal itu menanggapi lambatnya penanganan kasus tersebut. Meski kasus ini ditangani Polda Sulut, Hengkie menyatakan Polda Gorontalo akan fokus pada dugaan keterlibatan anggota kepolisian dalam kasus pemerkosaan itu. Namun, dia masih belum memastikan apakah benar-benar ada polisi yang terlibat.

“Jika kami temukan ada 2 oknum anggota Polri, kami akan melakukan penyelidikan lanjut dengan Polda Sulut. Kami berusaha memperkuat informasi dari korban dan keluarga. Ini yang kami selidiki, apakah terkait anggota Polda Gorontalo, ataukah orang yang menyebut-nyebut atau mengaku anggota polisi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya