SOLOPOS.COM - Karyawan pangkalan elpiji 3 kg SPBU Singodutan, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Widiyanto, menata tabung gas, Agustus 2021. (Solopos.com/Rudoi Hartono)

Solopos.com, JAKARTA–Pemerintah mengkaji rencana memangkas beban subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji, di tengah disparitas harga keekonomian komoditas itu.

Untuk menaikkan harga BBM jenis Pertalite, solar, dan elpiji 3 kilogram akan diputuskan melalui rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Deputi Bidang Koordinasi dan Pengembangan Usaha Milik Negara, Riset dan Inovasi Kemenko Perekonomian Montty Girianna mengatakan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi itu mesti dilakukan untuk dapat memangkas beban subsidi dan kompensasi yang makin membesar hingga triwulan pertama tahun ini.

Baca Juga: Siap-Siap! Sinyal Harga Pertalite Naik Menguat Lagi

Menurut Montty, beban subsidi dan kompensasi untuk BBM itu sudah mencapai sekitar Rp280 triliun atau naik dua kali lipat dari perencanaan awal pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 di posisi sekitar Rp140 triliun.

“Kalau harganya stay elpiji Rp4.259 per kilogram atau sekitar Rp12.000 per tabung maka kita harus nombok menambah sekitar Rp130 triliun sendiri untuk elpiji, belum solar dan Pertalite, kita harus nombok sekitar Rp200-an triliun, jadi total kita harus nombok Rp280 triliun kalau tidak melakukan kenaikan harga,” kata Montty saat memberi keterangan dalam Energy Corner, Senin (25/4/2022).

Montty membeberkan pertimbangan mendasar dari manuver atau rencana kenaikan harga BBM bersubsidi itu berasal dari selisih harga keekonomian yang makin lebar saat ini.

Adapun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) per Maret 2022 sudah mencapai US$98,4 per barel atau 56,1% lebih tinggi dari asumsi APBN 2022 yang ada di angka US$63 per barel.

Baca Juga: Beli Pertalite Dilarang Pakai Jeriken, Bakul Eceran di Boyolali Sedih

“Dengan fluktuasi itu kita melihat berapa gap harga antara pertalite dan harga keekonomian, lalu gap harga solar dengan harga keekonomian dan juga elpiji, makin ke sini makin membengkak, makin membesar kalau kita hitung-hitung,” tuturnya.

Dia mengatakan kementeriannya tengah menyusun sejumlah skenario terkait dengan rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM dan elpiji 3 kilogram bersubsidi tersebut. Skenario itu juga disusun bersama dengan beberapa kementerian terkait seperti Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian BUMN untuk disampaikan kepada Jokowi.

“Kementerian ESDM mengusulkan berapa harga harus naik, berapa volume harus ditambahkan untuk kuota subsidi. Kemenkeu menghitung untuk inflasi kalau kita menaikan harga dalam waktu tertentu kita minta Kemenkeu merancang bantalan sosial untuk masyarakat yang rentan terhadap kenaikan harga ini,” tuturnya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan sinyal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar. Penyesuaian harga tersebut merupakan respons atas harga minyak mentah dunia yang sedang tinggi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan penyesuaian harga Pertalite dan Solar merupakan langkah jangka menengah-panjang pemerintah dalam menghadapi harga minyak dunia yang mencapai lebih dari US$100 per barrel.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Subsidi BBM dan LPG Makin Bengkak, Pemerintah Siap Lepas Harga

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya