SOLOPOS.COM - Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah tengah menyusun strategi untuk mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi.

“Kami juga mendapatkan arahan dari Bapak Presiden tadi atas masukan Bapak Menko mengenai strategi dari pandemi menjadi endemi, kami sudah siapkan protokolnya,” kata Menkes dalam konferensi pers daring diikuti di Jakarta, Minggu (27/2/2022) seperti dilansir Antara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Budi menjelaskan Presiden Jokowi meminta agar keputusan tersebut dipertimbangkan secara matang dengan memperhatikan berbagai pendekatan baik dari sisi sains, kesehatan, sosial, budaya dan ekonomi.

“Arahan Bapak Presiden agar diterapkan dengan hati-hati dan agar pertimbangan saintifik-nya, pertimbangan kesehatannya digunakan secara berimbang dengan pertimbangan sosial budaya maupun ekonomi,” katanya.

Baca Juga: Menteri Kesehatan Sebut Persebaran Covid-19 Mulai Menurun

Dia mengatakan di berbagai negara yang sudah mencabut berbagai pembatasan terkait Covid-19, mereka mempertimbangkan berbagai pendekatan, tidak hanya pendekatan kesehatan dan saintifik saja.

“Kami memahami bahwa tidak bisa hanya pertimbangan kesehatan atau saintifik saja yang digunakan dan itu juga yang terjadi di negara-negara lain,” kata Budi.

Oleh karena itu Presiden Jokowi meminta kajian pertimbangan berbagai pendekatan tersebut dilakukan secara seimbang sehingga pemerintah dapat menghasilkan keputusan yang baik dan tepat.

Epidemiolog UI Optimistis

Sementara itu, Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono optimistis Indonesia akan masuk ke dalam fase endemi Covid-19 pada 2022.

“Optimistis tahun 2022 masuk dalam fase endemi,” ujar Pandu Riono dalam bincang-bincang bertema “2022: Menuju Endemi” yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Ia menyampaikan, optimisme itu seiring dengan terkendalinya kasus di dalam negeri meski dibayangi munculnya varian Covid-19 baru Omicron. “Omicron tidak usah ditakuti, tidak berdampak pada orang sakit berat dan meninggal,” katanya.

Baca Juga: Kapan Puncak Kematian Varian Omicron? Ini Kata Menteri Kesehatan

Saat ini, lanjut dia, meski Covid-19 masih ada di sekitar masyarakat, namun tidak signifikan membebani layanan kesehatan. “Kita sudah masuk ke fase itu [endemi], kita belum PD [percaya diri] saja,” ucapnya.

Ia menilai, agar situasi kasus Covid-19 di dalam negeri tetap terkendali secara keberlanjutan maka vaksinasi harus terus digencarkan.

“Kita bisa menjaga situasi ini lebih sustain dengan melakukan vaksinasi, kalau bisa 100 persen sehingga masyarakat Indonesia memiliki imunitas yang bisa mengenali dan mendeteksi virus. Dengan demikian kita bisa lebih siap menghadapinya,” tuturnya.

Baca Juga: Publik Khawatir Omicron Tapi Keberatan PCR Jadi Syarat Perjalanan

Dalam kesempatan sama, Tenaga Ahli Menkes Bidang Penanganan Covid-19, Andani Eka Putra mengatakan, salah satu indikator Indonesia masuk dalam fase endemi adalah tidak adanya potensi lonjakan kasus.

Saat ini, ia menilai, situasi pandemi Covid-19 di Indonesia relatif cukup terkendali, terlihat dari angka positivity rate sekitar 0,25 persen. Namun, munculnya varian Omicron dapat berpotensi menimbulkan lonjakan kasus.

Hingga saat ini, ia menyampaikan, terdapat 46 kasus paparan Omicron yang terdeteksi di Indonesia.

“Intinya adalah, kita berupaya mengendalikan Omicron dengan baik agar tidak menimbulkan ledakan kasus, dan peluang kita untuk masuk endemi akan lebih besar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya