SOLOPOS.COM - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Strategi penanganan Covid-19 atau virus corona dari hulu ke hilir gas dan rem yang diterapkan Indonesia dinilai efektif menurunkan kasus aktif, kematian, dan effective reproduction number (Rt) hingga di bawah 1. Strategi ini sekaligus dapat mendukung pertumbuhan ekonomi tetap berada di jalur positif yaitu mencapai 3,51% (yoy) pada triwulan III tahun 2021.

Terkait prediksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2022, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili Presiden Joko Widodo dalam acara Economic Outlook 2020 yang diselenggarakan oleh Berita Satu Media Holdings secara virtual, Senin (22/11/2021), optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2022.”Terhadap prospek tahun depan kita optimis namun harus tetap waspada terkait dengan pengendalian Covid-19,” kata Menko Airlangga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat ini, semua komponen pengeluaran PDB masih tumbuh positif, dan pertumbuhan tinggi terjadi pada ekspor dan impor. Kontributor utama pertumbuhan ekonomi dari sisi demand adalah konsumsi rumah tangga dan PMTB dengan kontribusi sebesar 83,54%. Sektor-sektor utama yang juga masih tumbuh positif antara lain, sektor Infokom 5,51%, jasa kesehatan 14%, pertanian 1,31%, real estate 3,42%.

Baca juga: Tahun 2022 Jadi Golden Moment untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi

Sementara itu, industri pengolahan memiliki kontribusi PDB terbesar yaitu masih tumbuh 3,68%. Didukung dengan Purchasing Managers` Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Oktober 2021 yang tercatat di level 57,2 mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dan merupakan yang tertinggi di ASEAN.

Selanjutnya, indikator sektor eksternal juga menunjukkan resiliensi cukup baik. Defisit transaksi berjalan yang rendah, cadangan devisa yang terus meningkat, neraca perdagangan Indonesia terus surplus, nilai tukar rupiah dan IHSG juga terjaga.

Tertinggi Sepanjang Sejarah

Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2021 mengalami surplus US$5,73 miliar, masih melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 18 bulan berturut-turut, sehingga neraca perdagangan sampai dengan Oktober 2021 surplus US$30,8 miliar. Sementara nilai ekspor pada Oktober 2021 mencapai US$22,03 miliar atau tertinggi sepanjang sejarah.

Menko Airlangga juga meminta para pelaku usaha dan investor agar dapat memanfaatkan momentum yang baik ini. Hal ini dilakukan seiring dengan upaya pemerintah yang terus mendorong agar investasi bisa tumbuh sehingga juga membawa dampak baik yaitu penciptaan lapangan kerja.

Baca juga: Pemerintah Upayakan Agar Jemaah Haji dan Umrah Bisa Segera ke Baitullah

Pengendalian kasus Covid-19 yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi membuat Pemerintah tetap waspada dan bersiap, apalagi dalam jangka pendek akan ada libur Natal dan Tahun Baru. Pada bulan Februari dan Maret tahun 2021 tahun lalu, libur Natal dan Tahun Baru berdampak pada kenaikan Covid-19.

Meski kondisi tahun ini berbeda karena masyarakat telah menerima vaksinasi yaitu 64% dosis ke-1 dan di 42% dosis ke-2, Menko Airlangga menegaskan bahwa masyarakat harus tetap waspada hingga Covid-19 dinyatakan berakhir oleh WHO, karena masih terjadi gelombang ke-3 dan ke-4 di negara-negara lain yang sudah mendapatkan vaksin dua kali.

“Pemerintah berharap, ke depan, tidak hanya masyarakat yang sehat, tetapi juga ekonominya sehat,” kata Menko Airlangga.

Baca juga: Sinergi Seluruh Stakeholder Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi RI

Selanjutnya, terkait tantangan ekonomi ke depan, masih terdapat isu tapering off The Fed, ketidakpastian geopolitik, krisis energi, harga komoditas dan supply chain disruption. Selain itu, isu perubahan iklim juga berpengaruh terhadap perekonomian global maupun nasional.

“Targetnya pada tahun 2030 bisa terjadi penurunan emisi di Indonesia sebesar 29%. Mudahan-mudahan ini bisa kita capai dengan kebijakan-kebijakan ke arah renewable energy, termasuk pengembangan solar energy, solar proof, terutama pada basis produksi di Pulau Jawa,” ujar Menko Airlangga.

Menurunkan Tensi Politik

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan terkait peran Indonesia dalam Presidensi G20 tahun 2022 yang dapat menjadi momentum untuk menunjukkan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di mata global. Peran ini diharapkan juga dapat menurunkan tensi politik di Indo-Pasific karena Indonesia mampu memimpin ASEAN dalam beberapa dekade terakhir dengan menggunakan prinsip “Konsultasi dan Konsensus” atau “Musyawarah untuk Mufakat”.

Baca juga: PPKM Berlanjut, Pemerintah Pantau Kasus Covid-19 di Dalam & Luar Negeri

“Jika prinsip-prinsip tersebut bisa juga dibawa ke G20, tentu Indonesia yang juga dikenal mempunyai kedekatan yang sama dengan berbagai negara besar termasuk China dan Amerika Serikat, sangat diharapkan bisa menjembatani berbagai isu-isu yang berkembang,” tutur Menko Airlangga.

Di akhir paparannya, Menko Airlangga menyampaikan pemerintah akan melanjutkan pemberian stimulus untuk penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dengan dana sebesar Rp321 triliun.

“Tentu ini fleksibel, karena stimulus ini tergantung pada perkembangan kondisi dari Covid-19. Pemerintah sedang mengevaluasi hal-hal apa saja yang akan dilanjutkan di semester pertama. Semua sedang dievaluasi, termasuk PPnBM, subsidi bunga KUR. Nanti akan kita sampaikan pada waktunya,” pungkas Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya