Jakarta–Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengkaji pembentukan Pusat Terapi Adiksi Pornografi bagi anak. Hal itu mengingat demikian hebatnya bahaya pornografi bagi perkembangan fisik dan mental anak bangsa.
“Ini (pusat terapi) ilmu baru, isu baru. Sudah jjadi isu internasional. Oleh karena itu kita hadirkan ahli luar guna mendapat ilmu baru,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Hal itu disampaikan Linda di sela-sela Seminar Internasional Penanggulangan Adiksi Pornografi di Hotel Grand Kemang, Jaksel, Senin (27/9). Acara menghadirkan pakar adiksi pornografi USA, Mark B Kastleman dan Randall Hyde.
Linda mengatakan perkembangan teknologi informasi memberikan dampak positif bagi penguasaan atas akses informasi. Namun dalam perkembangannya teknologi informasi tersebut juga membawa dampak negatif pada tumbuh kembang otak anak.
“Yaitu berkurangnya jumlah ujung saraf antar-sel, karena gagal melakukan modifikasi ujung syaraf (synaps) yang berakibat terhentinya tumbuh dan berkembangnya otak anak,” kata Linda.
Dalam bahan tertulis seminar disebutkan kerusakan otak akibat pornografi sulit dideteksi dengan cara konvensional dan memerlukan alat canggih untuk menegakkan kerusakan struktural otak di 5 tempat vital, yakni bagian Lobus Frontal, Gyrus Insula, Nucleus Accumbens Putamen, Cingulate dan Cerebellum.
dtc/try