SOLOPOS.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Solopos.com, JAKARTA–Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajaran kementerian terkait untuk menjajaki vaksinasi Covid-19 bagi anak usia di bawah enam tahun.

Langkah itu dilakukan agar menjaga dan meningkatkan kadar imunitas masyarakat Indonesia.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

“Salah satu inisiatifnya adalah nanti Bapak Presiden minta vaksinasi untuk anak-anak di bawah enam tahun kita akan mulai jajaki,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi dalam keterangan pers seusai Rapat Kabinet Terbatas terkait Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dipimpin Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Menurut Menkes, sudah ada vaksinnya di dunia yang disetujui, yakni vaksinasi pediatric.

Baca Juga: Capaian Vaksinasi Booster Baru 25%, Ini Strategi Pemkab Sragen

Hal itu menjadi salah satu inisiatif yang mungkin ditempuh pemerintah dalam rangka menjaga tingkat imunitas 98,5% masyarakat dan kadar 2.000 unit per mililiter, sebagaimana hasil sero survei terkini pada Juli 2022.

Inisiatif kedua yang menjadi opsi pemerintah adalah pemberian vaksinasi Covid-19 bagi kelompok lanjut usia, komorbid, serta mereka yang kadar imunitasnya sudah turun atau lebih dari enam bulan.

“Karena kita sudah tahu by name by address, nanti kita berikan alternatif vaksin yang ada, agar bisa meningkatkan kadar imunitasnya demi menjaga level imunitas Indonesia untuk menghadapi, siap-siap di awal tahun depan kalau misalnya ada varian baru,” ujar Menkes.

Budi menyebutkan bahwa potensi baik varian baru maupun mutasi virus Covid-19 mungkin terjadi karena kondisi kasus konfirmasi di beberapa negara seperti Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat yang berada di atas 100.000 kasus per hari.

Baca Juga: Penumpang Kereta Api Lokal dan Aglomerasi Minimal Vaksin Dosis 1

Bahkan, khusus untuk Jepang, lanjut Menkes, kasus konfirmasinya di atas 200.000 per hari.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan di Indonesia saat ini kasus 7-days moving average berada di kisaran 4.683 atau relatif lebih rendah dibandingkan mayoritas negara lain.

Menkes mengingatkan bahwa keberhasilan Indonesia menekan laju kasus konfirmasi harian tersebut tidak lepas dari level imunitas masyarakat yang sudah tinggi berkat dua hal.

Pertama, tingkat vaksinasi yang gencar pada November 2021 sampai dengan Januari 2022, dan kedua karena infeksi gelombang varian Omicron pada Februari-Maret 2022.

Baca Juga: Aturan Baru Perjalanan: Belum Booster Wajib Tes PCR

“Kombinasi vaksinasi November, Desember, Januari, dan infeksi di Februari dan Maret, itu akibatkan pada Juni, Juli, dan Agustus kadar antibodi Indonesia itu tinggi sekali. Boleh dibilang saat gelombang [subvarian] BA.4 dan BA.5 masuk bisa dibilang kita tidak terganggu sama sekali,” papar Menkes.

Kendati demikian, Indonesia kini dihadapkan pada tantangan yang menurut Menkes baru mungkin muncul enam bulan lagi dan untuk itu langkah paling utama adalah dengan menjaga level imunitas setinggi saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya