SOLOPOS.COM - Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mencoba mobil listrik Wuling EV. (Foto: Wuling Indonesia)

Solopos.com, JAKARTA –  Pemerintah mendorong penetrasi pasar mobil listrik melalui insentif berupa pembebasan pajak penjualan barang mewah atau PPnBM. Sementara pelaku industri mendorong diproduksinya mobil listrik harga bersahabat.

Mobil lisrik yang beredar di pasar kini berkisar Rp600 juta. Sementara pasar terbesar otomotif tanah air mencatatkan penetrasi maksimal pada mobil dengan rentang harga Rp200 juta hingga Rp300 juta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dilansir Bisnis.com, Jumat (15/10/2021), pemerintah telah mendorong penetrasi pasar dengan PPnBM untuk kendaraan listrik. Hal itu dilakukan agar mobil listrik kian terjangkau dan berpengaruh ke penetrasi pasar.

Baca Juga: Indonesia Ekspor Ratusan Ribu Mobil, Ingin Tembus Sejuta per Tahun

“Tentunya kami juga mendorong beberapa pabrikan pemegang merk untuk memproduksi city car. Ini bisa menarik bagi konsumen di Indonesia, hanya saja dukungan infrastruktur menjadi sangat penting,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan pada Kementerian Perindustrian, Sony Sulaksono.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penetrasi pasar kendaraan listrik di Indonesia masih rendah dan belum mencapai 1%. Kurangnya infrastruktur seperti charging station juga disebut Gaikindo sebagai faktor penyebab rendahnya penetrasi pasar kendaraan listrik.

Baca Juga: September: Brio Kalah Sama Calya, Paling Laris Sigra

Gaikindo juga sepakat faktor harga mobil listrik yang masih belum terjangkau juga menjadi penyebabnya. “Kita sudah melihat hasil implementasi LCGC yang dikembangkan 2013. Apabila kita bisa mengembangkan kendaraan listrik dengan harga ternjangkau, itu bisa jadi salah satu pendekatan,” kata Ketua V Gaikindo Shodiq Wicaksono.

Sementara itu, kalangan akademisi menganggap baterai kendaraan listrik akan mencapai nilai keekonomiannya pada 2030. “Mudah-mudahan kita bisa jalan cepat dan bisa sampai di bawah US$60 per KWh pada 2030,” kata Dosen Desain Produk Fakultas Desain dan Seni Rupa ITB, Yannes Martinus Pasaribu.

Baca Juga: Daftar Mobil Terlaris September 2021 di Indonesia

Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM), Hamdhani Dzulkarnaen Salim memperkirakan 47% perusahaan komponen yang menjadi asosiasinya akan terdampkan kebijakan kendaraan listrik. Utamanya pada perusahaan produsen mesin dan ribuan komponen di dalamnya.

“Kami perlu partner yang mumpuni di bidang teknologi kendaraan listrik. Sementara kalau diperhatikan, pabirkan otomotif justru memiliki pabrik baterai sendiri. Ini tantangan buat kami,” kata Hamdhani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya