SOLOPOS.COM - Tundjung W. Sutirto (Istimewa/Dokumen pribadi)

Solopos.com, SOLO — Pemerhati budaya dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Tunjung W Sutirta, menyarankan agar proses suksesi atau penentuan pemimpin baru Pura Mangkunegaran sebaiknya disegerakan dan jangan berlama-lama.

Tunjung, saat diwawancarai Solopos.com, Selasa(18/1/2022), mengatakan posisi raja atau adipati dalam konteks praja kejawen menjadi kutub dari keluarga besar atau kerabat. Karenanya secara spiritual tidak boleh ada kekosongan.

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Tunjung mengatakan sebaiknya segera ditetapkan siapa yang menjadi penerus KGPAA Mangkunagoro IX yang wafat pada Agustus 2021 lalu. “Jadi ada ritual yang harus dipimpin oleh seorang Adipati. Orientasinya berkaitan dengan kegiatan ritual yang harus dijaga kelangsungannya. Di samping juga hal yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan. Ini kan anggaran baru,“ kata Tunjung.

Baca Juga: Abdi Dalem Pura Mangkunegaran Solo Mulai Bersiap, MN X Segera Jumeneng?

Ia menambahkan proses suksesi termasuk di Pura Mangkunegaran Solo sebenarnya tak jadi masalah jika raja atau penguasa yang bertakhta sebelumnya telah menyiapkan penerusnya. Hal itu dikarenakan sifatnya titah.

Namun jika tidak ada wasiat, menjadi tanggung jawab keluarga untuk memutuskan lewat musyawarah dan adat istiadat yang diugemi. Wasiat tentang penerus raja tak hanya soal regenerasi. Hal itu juga berkaitan dengan spiritualitas sang penerus takhta.

Sementara itu, saat ditanya mengenai opsi duet GPH Bhre Cakrahutomo dengan GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara sebagaimana dideklarasikan Himpunan Kawula Muda Mangkunegaran (HKMM) pada akhir 2021 lalu, Tunjung punya pendapat lain.

Baca Juga: Pemimpin Baru Mangkunegaran Solo Disebut Condong ke Bhre Cakrahutomo

Duet Pemimpin Tidak Lazim

Menurut Tunjung, sebenarnya tak lazim jika pemimpin praja seolah-olah ada wakil. Namun, zaman telah berubah. Kalau dalam suksesi di Mangkunegaran Solo ini opsi tersebut dianggap yang paling pas dan bisa mengakomodasi banyak kepentingan serta atas kesepakatan keluarga, menurutnya tak ada masalah.

“Harapan saya yang penting tidak terjadi polarisasi. Siapa pun penerusnya, harus kembali kepada semangat Mangkunagoro I dalam tridharmanya yakni rumangsa melu handarbeni, wajib melu hangrungkebi, mulat sarira hangrasa wani,” kata Tunjung.

Sebagaimana diberitakan, ada tiga sosok calon yang dinilai layak menjadi pemimpin Mangkunegaran menggantikan KGPAA Mangkunagoro IX yang telah mangkat. Ketiganya yakni GPH Bhre Cakrahutomo, GPH Paundrakarna, dan KRMH Roy Rahajasa Yamin.

Baca Juga: Suksesi Kepemimpinan Mangkunegaran Solo Diumumkan Pertengahan Januari?

Sempat muncul usulan agar Bhre dan Paundra disandingkan untuk bersama-sama memimpin Mangkunegaran. Namun, informasi terakhir menyebutkan sosok pengganti MN IX lebih condong ke Bhre.

“Sudah mengerucut ke Gusti Bhre. Saya tidak berani mengatakan setuju atau tidak. Bagi saya itu [mengiyakan atau tidak] tidak boleh kalau belum pasti. Karena lembaga kami ini, institusi ini, bekerja sesuai sistem adat. Kami memberi tahu kepada beliau-beliau ini loh adatnya seperti ini,” terang Pengageng Wedhana Satrio Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (18/1/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya