SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meninjau tempat karantina di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Selasa (11/5/2021). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengecek lokasi karantina pemudik yang disiapkan pemerintah Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Selasa (11/5/2021). Tempat karantina itu dinilai unik karena menempati lokasi yang dinilai angker.

Saat mengecek penyekatan arus mudik di Salatiga, Ganjar kemudian menyempatkan diri mampir ke desa Sidomulyo. Sayang, saat Ganjar datang, para pemudik yang sebelumnya dikarantina di lokasi itu sudah pulang ke rumahnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tempat karantina Desa Sidomulyo memang tampak angker. Bangunan kecil yang sebenarnya musala itu terletak di tengah hutan, dengan jarak lebih dari 300 meter dari pemukiman warga.

Baca Juga: Tim Hisab Rukyat Tak Berhasil Lihat Hilal di Papua

Lokasinya dikelilingi pohon-pohon besar. Di depan bangunan itu, juga terdapat sendang tua yang dikelilingi pohon-pohon beringin. Cerita tentang sendang dan adanya petilasan di tempat itu, menambah kesan angker tempat tersebut.

Ganjar mengapresiasi ide Kepala Desa Sidomulyo, Moh Sawali, yang sangat kreatif. Menurutnya, cara itu bisa mengedukasi masyarakat sekaligus memberikan efek jera.

"Bagus ya, Solo punya tempat karantina bagi pemudik, Banyumas punya dan disini juga ada. Tapi ini Kadesnya kreatif, pokoknya yang ngeyel mudik dikarantina di rumah angker ini selama enam hari. Kan ngeri, membuat orang takut pulang kampung," kata Ganjar dalam rilis yang diterima Solopos.com, Selasa.

Menurutnya cara tersebut bisa mengedukasi masyarakat untuk tidak mudik. Selain itu, bisa mengontrol masyarakat agar sehat dan tidak terjadi penyebaran virus covid-19 di desa. "Jadi tujuannya tidak lain adalah untuk menjaga semua masyarakat agar tetap sehat. Sebenarnya saya ingin ngobrol sama yang dikarantina, pengen tahu perasannya. Tapi ternyata sudah enam hari dan pulang," lanjut Ganjar.

Baca Juga: Sebelum Ke Rumah, 70 Pekerja Migran Indonesia Madiun Dikarantina

Kepala Desa Sidomulyo, Moh Sawali, menjelaskan, tempat angker itu sengaja disiapkan untuk karantina bagi pemudik yang nekat pulang tanpa membawa surat kelengkapan. Setelah tiba di desa, mereka akan langsung dikarantina di tempat itu selama enam hari. "Kemarin ada dua orang yang kami karantina. Kami munculkan ke media dan benar-benar menimbulkan efek jera," kata dia.

Menurut Sawali, biasanya saat Lebaran ada lebih dari 500 warga yang mudik. Namun setelah ada larangan dan adanya karantina rumah angker itu, pemudik menurun drastis hingga tak lebih dari 25 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya