SOLOPOS.COM - Pemandangan Waduk Gajah Mungkur (WGM) dilihat dari kawasan permakaman Mbah Punden, Dusun Kedungareng, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Foto diambil Rabu (9/3/2022). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Pemerintah Desa (Pemdes) Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, menyiapkan destinasi wisata baru berbasis alam di desa tersebut.

Langkah itu untuk mengantisipasi jika nanti pengelolaan destinasi wisata utama, Watu Cenik dan Puncak Joglo, diambil alih pihak yang akan mengelola objek wisata baru hasil revitalisasi objek wisata Waduk Gajah Mungkur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagai informasi, dua tempat wisata tersebut ditambah tiga Bukit Susu di Desa Sendang merupakan area yang akan dikembangkan melalui proyek revitalisasi objek wisata WGM. Area itu masuk proyek zona 3.

Baca Juga: Desa Sendang Wonogiri Terbaik, Keterbukaan Pangkal Kesejahteraan

Kepala Desa (Kades) Sendang, Sukamto, kepada Solopos.com, Jumat (11/3/2022), menyampaikan pengalihan pengelolaan destinasi wisata di desanya merupakan konsekuensi dari pembangunan daerah, terutama sektor pariwisata. Dia mengaku senang area di Desa Sendang menjadi bagian dari proyek revitalisasi objek wisata WGM yang dilaksanakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Oleh karena itu, lanjut Sukamto, Pemdes Sendang harus menyiapkan objek wisata alternatif agar ke depan Pemdes dan Bumdes Sendang Pinilih tetap memiliki usaha pariwisata. Ada sejumlah potensi alam yang dapat digali untuk dijadikan objek wisata, seperti hutan pinus dan kebun buah di Dusun Soko Gunung.

Sukamto sudah menanam berbagai tanaman buah di lahan kas desa seluas lebih kurang 2 hektare (ha) di dusun tersebut, sejak dua tahun lalu. Tanaman buah yang ditanam, seperti pohon buah durian (musangking, montong, bawor, petruk, dan lain-lain), anggur, kelengkeng, kelapa kopyor tabung, dan pisang apendis.

Baca Juga: Terbaik Nasional, Sendang Wonogiri Jadi Percontohan Desa Transparan

Selain itu ada juga area yang bisa dibuat sirkuit offroad. Lokasi tersebut sudah beberapa kali digunakan komunitas offroad untuk latihan. Potensi alam di Desa Sendang yang dapat dikembangkan masih banyak. Pemdes Sendang bekerja sama dengan peserta Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN PPM UGM) Yogyakarta sudah membuat masterplan wisata pada 2018 lalu.

“Waktu bertemu dengan Presiden Joko Widodo di pertemuan khusus dengan sejumlah kades, termasuk saya, Presiden memberi lampu hijau bagi pemerintah desa yang ingin memanfaatkan lahan Perhutani untuk kepentingan pariwisata. Itu memberi semangat bagi kami dalam menggali potensi alam di desa,” ulas Sukamto.

 

Makam Mbah Punden

Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Sendang, Agung Susanto, menambahkan ada satu area di Dusun Kedungareng yang akan turut dikembangkan menjadi destinasi wisata baru, yakni kawasan permakaman Mbah Punden. Kawasan tersebut potensial dijadikan tempat wisata alam. Dari lokasi tersebut pengunjung dapat melihat hamparan perairan WGM. Selain itu dapat dijadikan tempat wisata memancing.

Baca Juga: Pengelolaan Watu Cenik dan Puncak Joglo Wonogiri akan Diambil Alih

“Tahun ini kami membangun jalan beton menuju lokasi dengan anggaran senilai Rp100 juta. Anggaran dibagi dua, yakni Rp50 juta untuk fisik jalan dan Rp50 juta untuk membangun talut jalan,” ulas Agung.

Terpisah, warga sekitar permakaman Mbah Punden, Budi, menyambut baik rencana pengembangan wisata baru oleh Pemdes Sendang. Dia bersama karang taruna Dusun Kedungareng sudah memiliki gambaran untuk mengubah kawasan tersebut menjadi destinasi wisata.

Menurut lelaki yang dikenal dengan nama Budi Gasrut itu, kawasan permakaman Mbah Punden potensial dijadikan sejumlah tempat wisata. Saat air tampungan waduk surut ada dataran yang bisa dijadikan lokasi beraktivitas, seperti berkemah.

Baca Juga: Meski Sudah Buka Sejak 24 Oktrober 2021, Watu Cenik Tak Seramai Dulu

“Ada jalur dari area permakaman Mbah Punden tembus ke Lingkungan Grobog, [Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri]. Jalur bisa dibuat jogging track [lintasan lari] sekaligus lintasan sepeda gunung. Kadang ada pesepeda yang melintasnya,” ucap Budi.

Dia menyebut, pengembangan wisata ke depan bisa dikolaborasikan dengan potensi usaha mikro kecil menengah (UMKM). Banyak usaha rumah makan olahan ikan, usaha penjualan ikan goreng, dan lainnya berada di Dusun Kedungareng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya