SOLOPOS.COM - Pemerintah Desa Tirtosuworo, Giriwoyo, Wonogiri saat menggelar sosialisasi PPKM Mikro kepada masyarakat. (Istimewa)

Solopos.com,WONOGIRI -- Sejumlah Pemerintah Desa di Kabupaten Wonogiri memerintahkan para pemudik untuk melakukan isolasi mandiri setelah tiba di kampung halaman. Pengawasan pemudik selama isolasi menjadi tanggung jawab Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat.

Kepala Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, Teguh Subroto, mengatakan banyak pemudik dari wilayah Jabodetabek yang sudah tiba di desanya. Hingga Selasa (4/5/2021), sudah ada 307 pemudik yang datang di Jatisari.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut dia, pemudik yang mudik lebih awal sebelum pelarangan mudik merupakan warga perantauan yang pekerjaannya tidak terikat. Sebagian mereka bekerja sebagai pedagang atau buruh bangunan.

Baca juga: Pencairan Dana Desa Wonogiri Tercepat Se-Jateng, Pemkab Klaim Punya Trik Khusus

"Hari ini dan besok mungkin masih ada tambahan. Saya mantau dan tanya ke warga tadi pagi, katanya keluarganya ada yang perjalanan pulang ke Wonogiri menggunakan bus," kata dia saat dihubungi Solopos.com, Rabu (5/5/2021).

Teguh mengatakan jumlah 307 pemudik di Jatisari masuk dalam kategori banyak. Jumlah sebanyak itu merupakan hasil pemantauan Pemdes selama Ramadan. Para pemudik itu diperintahkan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Adapun pengawasannya dilakukan di tingkat RT.

"Keluarga pemudik yang di rumah diimbau untuk mengurangi mobilitas juga. Penerapan 3M harus disiplin, baik pemudik maupun keluarganya. Harapan kami bisa 14 hari isolasinya. Tapi Lebaran kan tujuh hari lagi, agak sulit juga. Karena kalau hari Lebaran sulit dibendung untuk tradisi silaturahmi. Sebab mereka pulang untuk tujuan itu," ungkap dia.

Baca juga: Dinkes Jateng: Pemudik di Kabupaten Wonogiri Tertinggi!

Selama satu bulan, menurut dia, ada satu kasus positif Covid-19 dari warga perantauan. Namun dari Jakarta sudah ada indikasi terpapar. Saat dirawat di salah satu rumah sakit Solo, pasien meninggal. Saat itu keluarga dan lingkungan sekitar dikarantina. Saat ini sudah selesai dan tidak ada yang positif lagi.

Lebih Banyak Saat Awal Ramadan

Kebijakan memerintahkan pemudik untuk isolasi mandiri juga diterapkan di Desa Tirtosuworo, Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri.

Kepala Desa Tirtosuworo, Gatot Suryanto, mengatakan jumlah pemudik yang tiba di desanya lebih banyak saat awal Ramadan dibandingkan menjelang Lebaran. Pada awal Ramadan, pemudik yang datang rata-rata dalam satu hari berjumlah 12-19 orang. Sedangkan menjelang Lebaran kali ini hanya sekitar enam hingga tujuh orang.

Baca juga: Waduh! 7 Pemudik di Wonogiri Positif Covid-19 Saat Dites Antigen

"Jadi warga perantauan di desa kami lebih memilih pulang kampung pada awal Ramadan. Karena menjelang Lebaran kan ada pelarangan mudik. Tiga hari terakhir ini konsisten enam hingga tujuh orang setiap hari. Yang jelas setiap hari itu pasti ada yang datang," kata dia saat dihubungi, Rabu.

Ia mengatakan, menghadapi kedatangan pemudik, Pemerintah Desa Tirtosuworo mengacu pada Surat Edaran Bupati Wonogiri yang keluar kali terakhir. Pemudik yang tiba di kampung halaman dianjurkan untuk isolasi mandiri selama lima hari.

Selama lima hari itu, kata Gatot, pemudik dan keluarganya tidak boleh mengikuti kegiatan keagamaan, seperti Salat Tarawih dan kegiatan Ramadan lainnya. Bahkan jika ada yang datang menjelang Idulfitri dan belum selesai masa isolasinya, pemudik dilarang mengikuti Salat Idulfitri.

"Kalau secara kumulatif pemudik yang ada di Tirtosuworo saat ini sekitar 60 orang. Sejauh ini tidak ada kasus Covid-19 di desa kami yang disebabkan karena pemudik yang pulang kampung," kata Gatot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya