SOLOPOS.COM - Paypal. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemblokiran sejumlah penyelenggara sistem elektronik (PSE) oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dinilai merugikan freelancer atau pekerja lepas hingga gamer atau pemain permainan online. Pasalnya, PSE seperti Paypal dan Steam yang diblokir karena tak berizin merupakan ladang penghasilan mereka.

Ilustrator Freelancer asal Wonogiri, Ahmad Rizal, mengaku telah menggunakan Paypal, penyedia jasa transfer uang elektronik untuk menerima fee atau honor dari hasil pekerjaannya sejak 2008. Ia mengaku kaget dan bingung saat Paypal sempat diblokir Kemkominfo, Sabtu (30/7/2022). Saldo di akun Paypal miliknya masih berjumlah ratusan dolar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Mau saya kosongin dulu saldonya tapi enggak bisa. Paypalnya benar-benar tidak bisa dibuka. Akhirnya baru Minggu (31/7/2022) siang bisa ditarik semua saldonya,” tutur Ahmad saat dihubungi Solopos.com, Senin (1/8/2022).

Sebenarnya ada sejumlah alternatif penyedia layanan pembayaran selain Paypal. Namun, mayoritas perusahaan tempat Ahmad bekerja menggunakan Paypal.

“Yang terbesar kan Paypal itu. Web-web [situs] yang saya kerjakan kebanyakan pakai Paypal, seperti 99design dan microstock. Saya yakin, dari dulu freelancer seperti saya pasti pengguna Paypal,” ujarnya.

Baca Juga: Sempat Diblokir Kominfo, PayPal Kembali Dibuka Sementara Karena Ini

Ahmad mengatakan semestinya Kemkominfo membuat studi kasus terlebih dahulu sebelum proses pemblokiran. Minimal ada sosialisasi terlebih dulu akan dialihkan ke layanan mana jika tak lagi diperbolehkan menggunakan Paypal.

“Itu pun enggak bisa sebentar sosialisasinya. Harus berjangka waktu dan enggak bisa langsung jadi kayak bikin aplikasi,” kata Ahmad yang mengaku kesal atas pemblokiran Paypal itu.

Kekesalan yang dialami Ahmad diyakini juga dialami berbagai freelancer lain di Wonogiri. Ia yakin, banyak masyarakat yang bekerja menjadi freelancer di Wonogiri dan menggunakan Paypal sepertinya dirinya. Tapi aktivitas mereka tak terlihat karena pekerjaannya dilakukan sendiri.

Selain freelancer, para gamer atau pemain permainan yang menggunakan Steam turut dirugikan atas keputusan Kemkominfo. Steam masuk dalam daftar PSE yang belum mengajukan izin ke Kemkominfo. Jika pemblokiran diteruskan, pengguna Steam terancam kesulitan memainkan game yang inginkan.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Undang Kominfo Ngobrol di Podcast, Ada Apa?

Warga asal Wonogiri sekaligus mantan pengguna Steam sejak 2020, Adib, mengatakan Steam menawarkan banyak fasilitas. Di antaranya aplikasi permainan yang beragam dan tergolong murah.

Developer atau perusahaan game akan mudah memasarkan produknya melalui Steam karena user-nya [penggunanya] di seluruh dunia. Melalui Steam, user akan mudah mencari dan menemukan game yang mereka ingin mainkan. Terlebih, kalau beli satu game ke perusahaannya langsung biasanya harganya jutaan. Kalau di Steam bisa lebih murah,” kata Adib kepada Solopos.com, Senin.

Saat Steam sempat diblokir bersama Paypal dan sejumlah PSE lain, menurut rekan Adib yang masih menjadi pengguna Steam, memang sempat terjadi kendala saat membuka aplikasi tersebut. Namun, kendalanya terjadi pada jaringan tertentu.

“Ketika diubah menjadi jaringan lain atau memakai kabel LAN [local area network atau jaringan lokal], masih bisa. Yang terkendala pun hanya beberapa orang. Kalau hari ini sudah bisa semuanya,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya